Protein merupakan suatu polipeprida yang
memiliki struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. Penentuan konsentrasi protein merupakan
proses yang rutin digunakana dalam kerja biokimia. Ada beberapa metode yang biasa digunakan
dalam rangka penentuan konsentrasi protein, yaitu metode Biuret Lowry, dan lain
sebagainya. Masing-masing metoda
mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Pemilihan metoda yang terbaik dan tepat untuk suatu pengukuran
bergantung pada beberapa faktor seperti misalnya: banyaknya material atau
sampel yang tersedia, waktu yang tersedia untuk melakukan pengukuran, alat spektrofotometri
yang tersedia (VIS atau UV). Reagen
pendeteksi gugus-gugus fenolik seperti reagen folin dan ciocalteu telah
digunakan dalam penentuan konsentrasi protein oleh Lowry (1951) yang kemudian
dikenal dengan metpde Lowry. Dalam
bentuk yang paling sederhana reagen folin ciocalteu dapat mendeteksi residu
tirosin (dalam protein) karena kandungn fenolik dalam residu tersebut mampu
mereduksi fosfotungsat dan fosfomolibdat, yang merupakan konstituen utama
reagen folin ciocalteu, menjadi tungsten dan molybdenum yang berwarna
biru. Hasil reduksi ini menunjukkan
puncak absorpsi yang lebar pada daerah merah dari spectrum sinar tampak
(600-8000 nm).
Sensitifitas
dari metode folin ciocalteu ini mengalami perbaikan yang cukup signifikan
apabila digabung dengan ion-ion Cu (metode Biuret). Kompleks Cu-protein yang dihasilkan oleh
reagen biuret akan menyebabkan reduksi pula pada fosfotungstat dan
fosfomolibdat dalam reagen folin ciocalteu.
Kira-kira 75% dari reduksi yang terjadi di akibatkan oleh adanya kompleks
Cu-protein tersebut, sementara residu-residu tirosin dan triptofan mereduksi
25% sisanya. Reagen folin ciocalteu
merupakan suatu komposisi kompleks yang diperoleh dengan cara pemanasan refluks
dari Na-tungstat dan Na-molibdat dengan asam ortho fosfat. Selain itu disertakan pula komponen-komponen
lain untuk meningkatkan kestabilan reagenyang dalam kondisis normal berwarna
kuning pucat.
Pada
saat menentukan konsentrasi protein dalam suatu sampel, harus dilakukan pula
pengukuran terhadap beberapa larutan protein standar yang memiliki rentang
konsentrasi tertentu dimana konsentrasi sampel protein berada di dalam rentang
tersebut. Protein ditambahkan pertama
kali ke dalam tabug reaksi kemudian air.
Seluruh tabug harus mempunyai volume akhir yang sama dan dilakukan
pengadukan/pencampuran yang baik setiap setelah penambahan zat/reagen. Reagen penghasil warna selalu ditambahkan
terakhir dan biasanya diperlukan selang wakatu tertentu untuk terjadinya reaksi
yang sempurna. (Hermansyah,dkk.2012)
Bagus postingya. Makasih.
BalasHapusKunjungi balik ya...
http://unityofscience.org/penentuan-kadar-protein-dengan-metode-lowry/
Bagus postingya. Makasih.
BalasHapusKunjungi balik ya...
http://unityofscience.org/penentuan-kadar-protein-dengan-metode-lowry/