Karbohidrat
adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen memiliki
rumus umum (CnCH₂O)₄.
Karbohidrat dengan kata lain merupakan senyawa yang mengandung gugus
hidroksi. Ditinjau
dari gugus fungsi karbohidrat yang diikat oleh Aldosa dan Ketosa.
Aldosa, karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contohnya glukosa, galaktosa,
ribose. Sedangkan Ketosa,
karbohidrat yang mengikat gugus keton. Contohnya fluktosa.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat
dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O;
misalnya rumus molekul glukosa ialah C6H12O6.
Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbonn” sehingga disebut karbohidrat.
Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan hidrat dari karbon merupakan gagasan
yang salahdan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehid dan keton atau
turunan mereka. Karbohidrat sangat
beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya
adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat
ialah ukuran molekulnya. ( Ralp J Fessenden. 1986 : 318)
Ditinjau dari hasil hidroksinya antara lain Monosakarida, Disakarida, Oligosakarida dan
Polisakarida. Monosakarida,
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat
yang lebih sederhana lagi
Misalnya glukosa, fruktosa, ribose, galaktosa. Disakarida, karbohidrat yang terbentuk dari
kondensasi 2 molekul monosakarida misalnya sukrosa, laktosa, dan
maltose. Oligasakarida, karbohidrat yang jika dihidrolisis
terurai menghasilkan 3-10 monosakarida. Misalnya dekstin dan
moltosentosa. Polisakarida, karbohidrat yang terbentuk dari
banyak molekul monosakarida. Misalnya pati (amylum), selulosa, dan glikogen.
Beberapa
monosakarida penting sebagai berikut : glukosa dan fruktosa.
Glukosa
Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amylum).
Didalam glukosa terdapat buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa
dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorotil dalam daun serta mempunyai sifat :
· Memutar
bidang polarisasi cahaya kekanan (+52,70)
· Dapat
mereduksi larutan fehling dan membuat larutan merah bata.
· Dapat
difermentasikan menghasilkan alkohol (etanol) dengan reaksi
C₆H₁₂D₆ → 2C₂H₅OH + 2CO₂
Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketoheksasa yang mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi kekiri dan karenanya disebut juga levulosa. Truktosa mempunyai
rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan
dari glukosa dengan pereksi Seliwanot, yaitu larutan (1,3 dihidroksibenzena)
dalam HCL. Disebut juga gula buah diperoleh dari hidrolisis sukrosa dan
mempunyai sifat :
· Memutar
bidang polarisasi kekiri (-92.40)
· Dapat
mereduksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata.
· Dapat
difermentasi.
Contoh disakarida yang penting yaitu laktosa. Laktosa memiliki gugus karbonil
yang berpotensi bebas pada residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi
selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh
laktosa dari sel-sel mukosa usus.
Beberapa sifat laktosa :
· Hidrolisis
laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa
· Hanya
terdapat pada binatang mamalia dan manusia.
· Dapat
diperoleh dari hasil samping pembuatan keju
· Bereaksi
positif terdapat pereaksi fehling, benedict, tolluens.
Contoh polisakarida yang paling penting yaitu pati atau amylum. Pati atau
amylum merupakan senyawa polimer dari glukosa. Apabila dilarutkan dalam air
panas, pati dapat dipisahkan menjadi amilosa dan amipektin. Amipektin ini
merupakan polimer yang lebih besar dari amilosa. Amilosa jika dihidrolisis
parsial akan menghasilkan amilosa sedangkan jika dihidrolisis lengkap akan
menghasilkan glukosa. (Amika. 2012)
Karbohidrat
merupakan sumber kalori utama bagi hamper seluruh penduduk di dunia, khususnya
bagi penduduk Negara yang berkembang. Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari
reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil.
Sinar Matahari
CO2 +
H2O
(C6H12O6)n + O2 (Karbohidrat)
Karbohidrat
banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa,
pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,
pectin, selulosa, dan lignin. Karbohidrat yang terdapat dalam hasil ternak
terutama terdiri dari glikogen.
Pada
umumnya karbohidrat dapat dikelompokan menjadi monosakarida, oligosakarida, serta
polisakarida.
Monosakarida
Monosakarida mengandung satu
gugus aldehida disebut aldosa, sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton.
Monosakarida dengan enam atom C disebut heksosa, misalnya glukosa (dekstrosa
atau gula anggur).
Oligosakarida
Oligosakarida adalah polimer
derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air.
Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida, dan bila terdiri
dari 3 molekul disebut triosa. Bila sukrosa (sakarosa atau gula tebu). Terdiri
dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan
galaktosa.
Polisakarida
Polisakarida merupakan
polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang
dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya.
Kerusakan
pada karbohidrat :
Pencoklatan
(Browning)
Pencoklatan
enzimatis terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung substrat senyawa
fenolik, reaksi pencoklatan non enzimatis belum diketahui atau dimengerti
penuh. Umumnya ada 3 macam reaksi pencoklatan non enzimatik yaitu :
karamelisasi, reaksi maillard dan pencoklatan akibat vitamin C.
Karamelisasi
Bila
gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus hingga suhunya melalui titik
leburnya, misalnya pada suhu 170oC maka mulailah terjadi
karamelisasi sukrosa.
Reaksi
Maillard
Reaksi-reaksi
antara karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer, disebut
reaksi-reaksi maillard. Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan berwarna
coklat, yang sering dikendaki atau kadang-kadang malah menjadi pertanda
penurunan mutu.
Banyak
cara yang dilakukan atau dapat dipergunakan untuk menentukan banyaknya
karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara
fisik, cara enzimatik, atau biokimia dan cara kromatografi. (Bertha Julisti.
2012)
Karbohidrat adalah golongan senyawa -
senyawa yang terdiri dari unsur - unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). Senyawa - senyawa ini dapat didefinisikan sebagai
senyawa - senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Di tinjau
dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa - senyawa penting
karena merupakan sumber energi yang paling ekonomis dan paling tersebar luas.
Bahan pangan yang dihasilkan di dunia sebagian besar terdiri dari bahan pangan
yang kayaakan karbohidrat. Metode luff schoorl adalah berdasarkan proses
reduksi dari larutan luff schoorloleh gula - gula pereduksi (semua monoksida,
laktosa dan maltosa). Hidrolisis karbohidratmenjadi monosakarida yang dapat
mereduksi Cu2+ menjadi Cu1+. Sukrosa tidak memiliki
sifat - sifat mereduksi, karena itu untuk menentukankadar sukrosa harus
dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa. Dalam hal
ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan faktor 0,95 karena pada
hidrolisis berubah menjadi gula inver.
Karbohidrat terdiri dari bermacam - macam dan
menuntut ukuran molekul dapatdibagi dalam tiga golongan, yaitu Monosakarida
yaitu karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya dantidak dapat
diuraikan lagi. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain glukosa
danfruktosa. Disakarida yaitu karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul
monosakarida. Yang
termasukdalam golongan ini antara lain sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Polisakarida yaitu karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida.
Yangtermasuk dalam golongan ini antara lain adalah pati, glikogen dan
selulosa.Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan
olehkomposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang
menjelaskanbahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen
yang berbeda.(Ahmad.
2010 )
Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran
yaitu penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan
prosedur Lae-Eynon.
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh
komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang
menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan
reagen yang berbeda.
Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode
Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut :
R-CHO
+ 2 Cu2+ R-COOH + Cu2O
2
Cu2+ + 4 I- Cu2I2 + I2
2
S2O32- + I2 S4O62- +
2 I-
Monosakarida
akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO
akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang
dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3.
Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena
kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar
penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium
(I2) bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal
H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit
asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut
tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan
dengan banyaknya oksidator. I2 bebas ini selanjutnya akan
dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga
I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum,
maka penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode
Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang
berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl
merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat
kesalahan sebesar 10%. (Ratih. 2009)
Boleh tau Daftar Pustakanya ga ? :)
BalasHapusMakanya harus nyari di buku atau jurnal jurnal ilmiah agar datanya valid
Hapusiya, kita perlu daftar pustakanya buat nyusun laporan.
BalasHapus:)