TINJAUAN
PUSTAKA
Laju suatu reaksi aA + bB
cC dapat
dinyatakan sebagai –d[A]/dt, -d[B]/dt ataupun +d[C]/dt. Laju reaksi tergantung
pada konsentrasi pereaksi maupun hasil reaksi yang dinyakan dalam suatu hukum
atau persamaan laju. Persamaan laju reaksi secara sederhana dapat dituliskan:
-d[A]/dt
= k[A]x[B]y
Dimana x dan y berturut-turut adalah orde reaksi terhadap A
dan B. Secara pendekatan, laju reaksi dapat dinyatakan -∆[A]/∆t. Penentuan
makin teliti jika ∆t makin kecil.Persamaan atau hukum
laju reaksi dari suatu reaksi tak dapat diramalkan dari persamaan
stoikiometrinya, tetapi harus ditentukan melalui eksperimen.Dari bentuk hukum
ini seringkali dapat diperoleh informasi tentang mekanisme reaksi.
Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya bromisasi
dapat dituliskan sebagai berikut:
CH3-CO-CH3
+ Br2 → CH3-CO-CH3Br + Br- + H+
Dari
percobaan diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:1. Kecepatan reaksi bertambah
dengan bertambahnya konsentrasi H+ (dalam suasana asam) atau dalam
suasana basa laju reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi OH-.2.
Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H+ sehingga
dalam larutan yang tidak di buffer kecepatan awal reaksi (pada saat kurang dari
10% pereaksi telah bereaksi) akan terus bertambah selama reaksi berlangsung.3.
Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi aseton, tetapi
tidak tergantung pada konsentrasi halogen kecuali saat konsentrasi halogen yang
sangat tinggi.4.Kecepatan raksi halogenasi aseton ini tidak tergantung pada
jenis halogen.
Berdasarkan
fakta-fakta di atas melalui pendekatan penentuan persamaan laju reaksi,
diperoleh persamaan:
d[P]/dt
= k [A][H+]
Hasil
pendekatan ini sesuai dengan hasil pengamatan bahwa reaksi keseluruhan
masing-masing berorde satu terhadap aseton dan asam tetapi tidak tergantung
pada konsentrasi halogen.
kinetika kimia merupakan ilmu yang mempelajatri tentang laju
reaksis dalam suatu reaksi kimia. sedangkan laju reaksi merupakan pengurangan
konsentrasi suatu reaktan dan penambahan konsentrasi produk atau dengan ata
lain bisa juga disebut perbedaan potensial dari reaktan menjadi produk.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi
diantaranya adalah konsentrasi, katalis, suhu ,luas permukaan, tekanan dan energi
aktivasi. Semakin besar konsentrasi dari sampel yang digunakan maka laju reaksi
semakin besar.begitu juga dengan katalis, katalis digunakan untuk mempercepat
laju reaksi.jika suhu dinaikkan maka laju reaksi akan semakin cepat. semakin
luas suatu permukaan maka semakin cepat laju reaksinya sedangkan untuk tekanan
bila suatu reaksi melibatkan gas maka akan mempengaruhi laju reaksi, bila suatu
reaksi melibatkan solid atau liquid maka tidak akan mempengaruhi laju
reaksinya. Energi aktivasi yang besar maka akan mempengaruhi laju
reaksinya,sehingga laju reaksi akan semakin besar pula.maka energi aktivasi
dapat diartikan sebagai energi minimum yang dibutuh kan suatu molekul untuk
dapat bereaksi.
(http://www.smile_angel.blogspot.com/Kinetika_Kimia
dan Laju_Reaksi/)
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang.Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan
sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap
sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam
dari absorbsi energi.Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai
panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum
tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
A
= log (Io - It) = a.b.c
Keterangan: a = Absorptivitas
Io = Intensitas sinar dating
It = Intensitas sinar yang
diteruskan
A= Absorban
b = tebal kuvet
c = konsentrasi
Spektrofotometri merupakan bagian
dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter fotometri sebagai berikut :
1. Daerah
jangkauan spektrum
Filter fotometr hanya dapat
digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak (400-750 nm). Sedangkan
spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm)
maupun IR (> 750 nm).
2. Sumber
sinar
Sesuai dengan daerah jangkauan
spektrumnya maka spektrofotometer menggunakan sumber sinar yang berbeda pada
masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter
fotometer hanya untuk daerah tampak.
3. Monokromator
Filter fotometere menggunakan filter
sebagai monokrmator. Tetapi pada spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya
lebih baik.
4.
Detektor
- Filter fotometer
menggunakan detektor fotosel
- Spektrofotometer
menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.
Kinetika
kimia adalah salah satu ilmu yang membahas tentang laju atau kecepatan dan
mekanisme reaksi.Berdasarkan penelitian yang mula-mula dilakukan oleh Wiilhelmy
terhadap kecepatan inversi glukosa, ternyata reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap waktu.Secara
kuantitatif kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh oleh orde reaksi yaitu
jumlah dari eksponen konsentrasi pada persamaan laju reaksi.
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat
atau memperlambat reaksi. Katalis yang memperlambat reaksi di sebut inhibitor.
Pada umumnya yang di sebut katalis adalah zat yang mempercepat reaksi. Katalis
di kelompokkan menjadi katalis homogen, katalis heterogen. Katalis homogen
adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud zat-zat pereaksi. Katalis
heterogen adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan pereaksi.
Laju reaksi (Reaction Rate) atau kecepatan reaksi adalah
perubahan konsentrasi konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam satauan waktu.
Laju suatu reaksi dapat di nyataka sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi baisanya
di nyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, suatu tekanan
atmosfer, milimeter merkurium, dapat di gunakan sebagai ganti konsentrasi. (
Muchtaridi,2006;103-107 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar