LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
I. NOMOR PERCOBAAN : IV
II. NAMA PERCOBAAN : TITRASI ASAM BASA : VOLUMETRI
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung asam
2. Menstandarisasi larutan penitrasi.
IV. DASAR TEORI
Beberapa pandangan mengenai perilaku asam basa dapat dijelaskan melalui teori yang dikembangkan oleh arhenius. Menurut Arhenius asam adalah senyawa yang melepaskan ion hidrogen dalam larutan berair. Asam memiliki sifat berasa asam, mengubah lakmus dari biru menjadi merah, dan bereaksi dengan logam aktif menghasilkan gas . Sifat khas suatu asam sebenarnya merupakan sifat dari ion Dengan kata lain ion adalah pembawa sifat asam.
Arrhenius mendefinisikan basa sebagai senyawa yang melepaskan hidroksida dalam larutan berair. Contoh NaOH. Ion hidroksida ini diyakini Arrhenius sebagai pembawa sifat khas basa yaitu,pahit, terasa licin dikulit,dan sebagainya.
Jika sejumlah tertentu asam dan basa dicampurkan sifat khas asam dan basa tersebut akan hilang. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi,pada reaksi tersebut akan dihasilkan suatu garam dan air. Semua asam Arrhenius juga diklasifikasikan sebagai asam oleh Browsted – Lowry. Sebagai contoh pada reaksi gas hidrogen klorida, HCL dengan air untuk menghasilkan asam klorida, gas hidrogen klorida berperan sebagai pemberi proton. Berdasarkan Bronsted – Lowry, asam adalah donor proton, sedangkan basa merupakan akseptor proton. Menurut Bronsted – lowry suatu reaksi asam basa dapat berlangsung tanpa adanya medium air, contohnya pada reaksi berikut ini :
HCL + +
Menurut Lewis reaksi yang melibatkan amonia atau air terjadi dikarenakan adanya pemakaian elekteron bersama pasangan elektron bebas yang dimiliki keduanya untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan spesi lain sehingga amonia dan air dalam reaksi tersebut bertindak sebagai basa.secara singkat dapat dijelaskan,menurut Lewis asam merupakan suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas, sedangkan basa merupakan suatu spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas. Jadi, yang tidak memiliki pasangan elektron bebas adalah asam sedangkan yang memiliki pasangan elektron bebas adalah basa.
Menurut teori asam basa Lewis, asam merupakan spesi yang menerima pasangan elektron bebas. Sedangkan berdasarkan reaksi diatas, HCl bertindak sebagai asam menurut Lewis. Atom Klor merupakan atom yang lebih elektronegatifan dibandingkan dengan atom H. Jadi molekul HCl merupakan molekul yang polar. Pasangan atom yang dimiliki bersama antara H dan Cl cenderung lebih tertarik ke atom Cl sehingga Cl bersifat lebih negatif. Ketika molekul HCl menjadi semakin dekat keatom Cl , maka akibatnya ikatan kovalen koordinasi antara atom H dan N terbentuk, dan ikatan antar atom H dengan Cl terputus. Oleh karena itu, molekul HCL bertindak sebagai asam menurut Lewis karena menerima pasangan elektron bebas dari NH3. Asma lewis tidak harus memiliki orbital kosong.
( http://www.chemistry.org.//teori-asambasa.html )
Dalam air murni terdapat ion dan ion . dalam koordinasi konsentrasi yang sama, yang sangat kecil. Bila konsentrasi sama dengan konsentrasi OH- maka larutan tersebut disebut dengan larutan netral. Bila konsentrasi yang diketahui ( Atau sebaliknya penambahan asam kedalam basa untuk mencapai titik akhir).
Titik ekivalen adalah titik asam dimana asam tepat bereaksi denga semua basa. Idikator digunakan untuk membantu kita kapan kita mengetahui titrasi harus dihentikan didekat titik ekivalen . saat titrasi dihentikan disebut dengan titrasi akhir (titik akhir titrasi). Titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekivalen, tetapi perbedaannya tidak terlalu besar sehingga digunakan indikator yang tepat yaitu yang memiliki trayek PH sekitar titik ekivalen.
Prinsip titrasi adalah pengukuran volume suatu larutan yang diperlukan untuk bereaksi dengan larutan lainyang mempunyai volume tertentu atau zat terlarut dengan konsentrasi tertentu. Titrasi asam basa merupakan metode analitis untuk menentukan jumlah jumlah asam atau basa dalam suatu sampel. Hitungan titrasi yaitu ekivalen asam basa dengan ekivalen basa.
VA . NA . Nb
Konsentrasi asam basa sering menggunakan Molaritas sehingga :
Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kader komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume reaksi pereaksi ( konsentrasi diketehui ) yang ditambahkan kedalam larutan zat uji, hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses yang dikenal juga dengan analisa tirimetri.
Suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat –syarat sebagai berikut yaitu reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu, harus tidak ada reaksi samping. Yang kedua reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik sama denga konsentrasi OH- maka larutan tersebut disebut larutan netral. Bila konsentrasi lebih tinggi dari pada konsentrasi maka larutan tersebut adalah larutan yang bersifat asam,sedangkan bila konsentrasi lebih rendah dari pada konsentrasi maka larutan tersebut bersifat basa. pH atau kadar larutan yang bersifat netral sama dengan tujuh. Larutan yang bersifat asam pH nya kurang dari tujuh. Semakin kurang dari tujuh maka larutan tersebut mempunyai sifat asam yang semakin kuat. Sedangkan bila PH nya lebih dari tujuh, maka laritannya bersifat basa, semakin pH nya lebih dari tujuh maka semakin kut basanya.
Pada titrasi biasanya digunakan suatu indikator yang memberikan tanda kepada kita bahwa campuran asam basa yang ada dalam larutan memiliki pertandingan yang benar untuk mencapai suatu keadaan larutannya yang netral. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari inikator atau kenaikan penurunan PH nya yang tiba-tiba. Idealnya perubahan warna indikator akan terjadi pada saat kita mencampurkan larutan itu padsa proporsi ya ng sama, tepat. Keadaan ini disebut titik ekivalen. Kurva yang menunjukkan perubahan warna pH versus volume larutan titrasi disebut dengan kurva titrasi. Bentuknya tergantung pada nilai Ka dan konsentrasi asam basa yang digunakan.
( http://www.google.co.id/titrasi.html )
Prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titrasi. Jika yang dilihatkan adalah larutan asam dan larutan basa, titrasi itu disebut dengan titrasi asam basa. Larutan yang diketahui konsentrasinya disebut larutan baku ( larutan standar ). Pada bagian ini akan dibahas bagaimana perubahan pada berbagai titrasi asam basa. Titrasi asam basa merupakan penambahan secara hati-hati sejumlah larutan basa dengan konsentrasi tertentu. Ekivalen suatu indikator harus ada untuk menunjukkan titik ekivalen. Yang ketiga adalah reaksi harus berlangsung cepat,sehingga titrasi dapat dilakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Beberapa jenis reaksi dapat digunakan untuk titrasi yaitu pengendapan, reaksi oksidasi-reduksi,reaksi asam-basa,dan reaksi pembentukan kompleks. Pada percobaan ini akan dilakukan titrasi asam basa. Pertamakali akan dilakukan standarisasi (pembakuan) terhadap larutan basa. Yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis contoh yang mengandung asam. Bila sebagai titrasi adalah larutan baku asam,maka endapan tersebut dinamakan Asidimetri dan apabila larutan baku basa sebagai titran maka disebut Alkalimetri. Secara ringkas reaksi asma basa atau netralisasi disebabkan oleh proton dari asam yang bereaksi dengan OH- dari basa. Reaksi yang terjadi adalah :
+ O
Pereaksi yang digunakan digunakan dinamakan titran dan larutannya disebut larutan titeratau larutan beku. Konsentrasi larutan ini dapat dihitung berdasarkan berat baku yang ditimbangkan secara seksama atau dengan penetapan yang dikenal dengan standarisasi atau pembekuan. Larutan standar (baku) dibagi menjadi standar primer dan standar sekunder. Kedua jenis larutan standar (baku) ini dapat digunakan analisa kuantitatif suatu larutan senyawa.
Pereaksi pada kebanyakan titrasi asam basa perubahan larutan pada titik ekivalen tidak jelas. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan indikator yaitu suatu senyawa organik asam atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan warna ionnya (warna basa), dimana indikator ini memperlihat perubahan warna pH tertentu. Secara umum untuk titrasi asam basa indikator yang digunakan adalah indikator venotalin yang mempunyai trayek pH 8,3 – 10.5 dimana indikator senyawa ini tidak berwarna pada larutan asam dan berwarna merah muda dalam larutan basa.
Bila kuantitas ekimolar dari suatu asam kuat seperti asam klorida (HCL) dan suatu basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) Dicampurkan dalam satu larutan, maka ion hidrinium dari asam dan ion hidroksida dari basa akan bersenyawa membentuk air (H2O). Reaksi antara ion hidronium dari asam dengan ion hidroksida dari basa sehingga membentuk senyawa air tadi merupakan reaksi penetralan.
Setelah reaksi antara asam klorida dengan natrium klorida hidroksida maka akan tinggal larutan dari ion dan . Meskipun kedua ion ini tidak terlihat dalam proses penetralan dapat dikatakan bahwa larutan NaCl terbentuk sebagai hasil dari suatu reaksi antara asam klorida dengan natrium klorida atau dapat pula dikatakan reaksi asam basa.
Reaksi asam basa yang sama kekuatannya akan menghasilkan larutan yang bersifat netral. Asam dan basa bereaksi dapat berasal dari suatu asam lemah ataupun basa kuat. Reaksi asam basa kekuatannya berlainan akan menghasilkan larutan dengan sifat satu asam lemah dan yang saytu lagi bersifat basa lemah. Itu semua tergantung pada kekuatan atom asam konjugasinya dan basa konjugasinya yang dihasilkan. Semua itu bertitik tolak pada larutan standar yang digunakan. Larutan standar yang digunakan atau dipakai NaOH.
Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen adalah titik ekivalen yang terjadi pada saat reaksi asam dan basa mulai menetral, dimana asma menuju basa. Sedangkan titik akhir titrasi terjadi karena pada saat dimana dari ion-ion asam dan basa telah lengkap bereaksi maka hasilnya akan membentuk suatu senyawa air.
Proses yang dikenal dengan titrasi oleh karena itu analisis volumetri dikenal juga dengan “analisis titrimetri” suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat-syarat berikut :reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu harus tidak ada reaksi samping,reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik ekivalen, suatu indikator harus ada untuk menunjukkan titik ekivalen,reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi diperlakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
ALAT DAN BAHAN
1. Gelas Ukur
2. Beker Gelas
3. Labu ukur 250 mL
4. Tabung Erlemeyer
5. Statif
6. Pipet Tetes
7. Biuret
8. Larutan NaOH
9. Larutan Cuka Makan
10. Asam Oksalat
11. Air Suling
PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1. Apa yang dimaksud dengan asam,basa,titik ekivalen,indikator?
Jawab:
a. Asam adalah zat yang melarut ke dalam air untuk membiarkan ion-ion .
b. Basa adalah zat yang melarut ke dalam air untuk memberikan ion-ion .
c. Titik ekivalen dimana titer dan titran tepat bereaksi ditandai dengan perubahan warna yang belum konstan.
d. Indikator adalah senyawa organik asa atau basa lemak yang mempunyai warna moekul berbeda degan warna ionnya dimana indikator akan memperlihatkan perubahan warna pada pH tertentu.
2. Jelaskan perbedaan titik akhir titrasi dan titik ekivalen?
Jawab:
a. Titik akhir titrasi merupakan titik dalam reksi titrasi yang ditandai dengan perubahan warna indikator.
b. Titik ekivalen dimana titer dan titran tepat bereaksi ditandai dengan perubahan warna yang belum konstan.
3. Sebanyak 0,7742 g kalium hidrogen sitrat dimasukan ke dalam erlemyer dan
dilarutdengan air suling, kemudian titrasi dengan dengan larutan NaOH. Bila terpakai 33,60 mL larutan NaOH, berapa molaritas larutan NaOH tersebut?
PEMBAHASAN
Pembahasan kali ini mengenai percobaan titrasi asam basa. Disini asam basa sendiri dibagi atas pandangan, menurut Arrhenius, Brownsted-Lowry, dan Lewis. Menurut Arrhenius asam didefinisikan senyawa yang apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan ion . sedangkan basa senyawa yang apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan ion . Menurut Brownsted – Lowry berpendapat bahwa asam bertindak sebagai donor , sedangkan basa bertindak sebagai akseptor proton. Menurut Lewis sendiri berpendapat bahwa asam sebagai spesi yang menerima pasangan elektron bebas, sedangkan basa sebagai spesi yang mendonorkan pasangan elektron bebas.
pH yang memiliki di bawah 7 merupakan sifat dari asam, sifat dari asam ini berasa asam dan mengubah lakmus biru menjadi merah. Sedangkan yang memiliki pH di atas 7 merupakan basa, basa bersifat pahit dan licin dikulit serta dapat membirukan lakmus merah. Pada prosos pencampuran antara titer dan titran di dapat titik ekivalen dan titik akhir titrasi..
Titik saat di mana asam basa dan basa tepat bereaksi , namun perubahan warna yang terjadi belum konstan disebut dengan titik ekivalen. Inilah yang membedakan antara titik ekivalen dengan titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi di tandao dengan perubahan warna indikator yang sudah konstant.
Pada percobaan ini, pada titrasi larutan terbagi dua, larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer yang mana larutan tersebut konsentrasinya telah diketahui sehingga tidak perllu di standarisasi. Sedangkan larutan standar sekunder atau yang bertindak sebagai titran. Larutan ini konsentrasinya belum diketahui sehingga perlu di standarisasi, larutan standar sekunder ini memiliki ciri – ciri maassa molekul yang rendah dan hidroskopis. Sedangkan larutan standar primer mempunyai massa molekul relatif tinggi, konsentrasinya diketahui dan mudah untuk di dapat.
Percobaan ini analisa yang dipakai analisa volumetri, analisa yang di dasarkan pada volume. Percobaan titrasi asam basa ini merupakan suatu metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam basa, didapatkan hasil berupa larutan berwarna merah muda dari campuran titran berupa NaOH dengan titernya yang terdiri dari asam klorida, air suling dan indikator.
Percobaan titrasi asam basa ini dilakukan dalam tiga kali pengulangan, dan masing – masing titrasi volume NaOH berbeda – beda, karena itu kita ambil rata – rata volume dari ketiga volume yang di dapat untuk digunakan dalam perhitungan.
Persen kesalahan yang didapat mencapai 88 % . kesalahan bisa terjadi saat menggunakan alat yang digunakan. Seharusnya sebelum melakukan percobaan, pastikan alat – alat tersebut telah bersih dan kering sehingga tidak mempengaruhi molaritas larutan. Karena dalam penambahan air merupakan salah satu cara untuk mengubah molaritas larutan. Dalam penggunaaan alat berupa buret, pipet gondok, dan erlenmeyer pun harus sangat hati – hati. Di dalam laboratorium pun kita harus berhati – hati sebab banyak bahan – bahan yang berbahaya, dan alat – alat nya juga harus kita jaga dengan baik.
Indikator merupakan senyawa organik asam basa lemah yang memiliki warna berbeda dengan ionnya. Indikator berguna untuk menunjukkan perubahan warna. Pada percobaan titrasi asam basa ini digunakan indikator fenolftalein dengan pH trayeknya 8,3 – 10,5 . Pada indikator ini perubahan warna pada senyawa asam yaitu being ( tidak berwarna ) dan pada basa berubah menjadi warna merah muda.
KESIMPULAN
1. Titik ekivalen ialah dimana titer dan titran mengalami reaksi ditandai perubahan warna yang belum konstan .
2. Pada percobaan kali ini kita dapat menstandarisasi larutan.
3. Analisa yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kuntitatif dan volumetri.
4. Indikator merupakan senyawa organik asam lemah yang memiliki warna berbeda dengan ionnya.
5. Digunakan indikator fenolftalein dengan pH trayeknya 8,3 – 10,5 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar