I Have a dream That One day. . !!

Selasa, 24 Mei 2011

ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI ALKOHOL

LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA OGANIK I

I. NOMOR PERCOBAAN : III
II. NAMA PERCOBAAN : ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI
ALKOHOL
III. TUJUAN PERCOBAAN :
- Agar mahasiswa paham akan sifat fisik dan kimia alkohol dan fenol
- Agar mahasiswa dapat mengerti reaksi-reaksi yang terjadi pada alkohol dan fenol
- Agar mahasiswa dapat membedakan reaksi yang terjadi pada alkohol dan fenol

IV. DASAR TEORI
Adanya suatu gugus hidroksil dalam alkohol dan fenol memungkinkan terjadi ikatan hidrogen antara molekul-molekul tersebut dan ikatan hidrogen dengan senyawa lain yang bersifat polar seperti air. Hal ini menyebabkan golongan senyawa ini mempunyai kelarutan yang sangat besar dalam air. Terutama untuk golongan alkohol dengan berat molekul rendah. Fenol merupakam alkohol siklik yang bersifat lebih asam sehingga dapat membentuk garam natrium bila direaksikan dengan NaOH yang bersifat larut dalam air. Berdasarkan pada jenis atom C tempat terikatnya gugus hidroksil, alkohol digolongkan menjadi alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol teriser. Alkohol mempunyai kecepatan reaksi yang berbeda terhadap suatu pereaksi tertentu. Bahkan, dapat berbeda dalam hal hasil yang diperoleh, bergantung kepada jenis atau golongna alkoholnya.
Alkohol (ROH) dan eter (ROR) begitu erat berhubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari sehingga orang awam pun kenal akan istilah-istilah ini Dietil eter (eter) digunakan sebagai pemairasa (anesthetic). Etanol, alkohol tapi cukup ”alkohol” digunakan dalam minuman keras. 2-Propanol (isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan sebagai zat pembunuh kuman (bakteriosida). Metanol (metil alkohol atau kayu alkohol, komponen utama dalam spiritus), digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut. Dalam laboratorium dan industri, semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan reagensia.
(fessenden&fessenden.kimia organik I halaman:259)
Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (-OH) atau lebih sebagai ganti ato hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil permolekul. Senyawa ini mempunyai rumus molekul umum ROH dengan R ialah gugus alkil dengan susunan CnH2n+1.
(chareles W. Keenan.kimia universitas halaman :379 )
Pengertian Gugus fungsi
Bandingkan struktur etana dan etanol berikut:

Dari kedua struktur di atas dapat kita lihat bahwa molekul etanol (C2H5OH) sama dengan molekul etana (C2H6) kecuali satu atom H diganti oleh gugus OH. Gugus pengganti ini sangat menentukan sifat senyawa yang bersangkutan, baik sifat fisis maupun sifat kimia. Etanol mempunyai sifat yang berbeda sekali dengan etana, tetapi bermiripan dengan methanol, senyawa lain dengan gugus pengganti yang sama. Itulah sebabnya gugus pengganti itu juga disebut gugus fungsi yang artinya gugus penentu sifat.
2. Senyawa Turunan Alkana
Senyawa turunan alkana adalah senyawa yang dapat dianggap berasal dari alkana dimana satu atau lebih atom H diganti oleh gugus fungsi tertentu. Beberapa golongan senyawa turunan alkana yang akan dibahas berikut ini.
B. Alkohol dan Eter
1. Alkohol
a. Jenis-jenis Alkohol
Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Dalam alkohol primer, gugus OH terikat pada atom karbon primer, dan seterusnya.
b. Tata Nama Alkohol
Nama IUPAC alkohol diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi ol.
CH3- CH2- CH2- OH 1-Propanol
Selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim, yaitu alkil alkohol.
CH3- CH2- OH etil alkohol
c. Kegunaan Alkohol dalam kehidupan sehari-hari
Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawaet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil) alkohol.Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Ethanol dan methanol dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding gasoline atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antifreeze pada radiator. Untuk menambah penampilan Mesin pembakaran dalam, methanol dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
2. Eter
a. Tata Nama Eter
Nama lazim dari eter adalah alkil alkil eter, yaitu nama kedua gugus alkil diikuti kata eter ( dalam tiga kata yang terpisah ).
CH3- CH2- O - CH3 Metil etil eter
Nama IUPAC adalah alkoksialkana. Dalam hal ini eter dianggap sebgai turunan alkana yang satu atom H alkana diganti oleh gugus alkoksi ( -OR ).
CH3-CH2-O-CH3 metoksietana
b. Kegunaan Eter dalam kehidupan sehari-hari
Eter yang terpenting adalah etil eter yang dalam kehidupan sehair-hari maupun dalam perdagangan disebut eter. Kegunaan utama eter adalah sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) pada operasi. Etil eter adalah obat bius yang diberikan melalui pernapasan, seperti halnya kloroform atau siklopropana.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706728/materi_1.html
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
(http://www.wikipedia.com)

V. ALAT DAN BAHAN
• Rak dan tabung reaksi
• Pipet tetes
• Pencapit tabung reaksi
• Gelas ukur
• Penangas air
• Botol semprot
• Etanol
• 2-butanol
• t-butanol alkohol
• Fenol
• Kertas pH
• Pereaksi Lucas ( ZnCl2 dalam HCl pekat )
• H2SO4 pekat
• Asam asetat glacial FeCl3 1%
• Aquadest







. PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.Jelaskan mengapa fenol di dalam air dapat larut dan bersifat asam ??
2.Mengapa kelarutan alcohol didalam air sangat tinggi!!!
3.Tuliskan struktur fenol!!

Jawab :

1. Karena gugus –OH yang dimiliki oleh fenol. Gugus hidroksilnya tersebut menyebabkan fenol mampu membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Fenol juga bersifat asam yang jauh sedikit lebih kuat dibandingkan alcohol. Hal ini disebabkan oleh anion yang dihasilkan oleh fenol distabilkan oleh rensonansi, dengan muatan negatifnya disebar oleh cincin aromatic.
2. Karena gugus hidroksil tersebut juga mempengaruhi kelarutan alcohol didalam air. Adanya gugus fungsi hidroksil membuat alcohol berbobot molekul rendah larut didalam air. Ini disebabkan oleh ikatan hydrogen yang terbentuk oleh molekul air dan alcohol tersebut. Karena gugus –OH yang dimilikinya alcohol menjadi bersifat polar,sedangkan air merupakan pelarut polar. Inilah yang menyebabkan alcohol memiliki kelarutan yang sangat tinggi didalam air. Sesuai dengan prinsif like dissolvents like.


DATA HASIL PENGAMATAN
- Kelarutan dan Keasaman
No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan dan endapan) pH
1 Etanol Tidak berwarna, larut 4
2 2-butanol Tidak berwarna, tidak larut, terbentuk 2 lapisan 5
3 t-butil alkohol Tidak berwarna, tidak larut, terbentuk 2 lapisan 6
4 Fenol Berwarna coklat, tidak larut, terbentuk 2 lapisan 1

- Reaksi dengan FeCl3
No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan dan endapan)
1 Etanol Berwarna kuning, tidak larut, ada endapan
2 2-butanol Berwarna kuning, larut
3 t-butil alkohol Berwarna kuning, larut
4 Fenol Berwarna ungu pekat, larut

- Esterifikasi
No Nama Zat Pengamatan (warna, bau, kelarutan dan endapan)
1 Etanol Tidak berwarna, bau balon, larut
2 2-butanol Tidak berwarna, bau pisang, larut
3 t-butil alkohol Tidak berwarna, bau rum, larut
4 Fenol Berwarna coklat, larut



XII. Pembahasan

Pada percobaan ini kelompok kami melakukan percobaan tentang identifiksi gugus alkohol ( Gugus fungsi alkohol ) gugus fungsi alkohol merupakan bagian dari senyawa yang dapat menentukan sifat-sifat senyawa tersebut. Gugus fungsi juga merupakan bagia yang relative serta turut dalam menentukan sifat fisika dan kimia dari senyawa tersebut. Gugus fungsi di bagi menjadi enam bagian di antaranya alkohol, alkoksi alkana atau eter, alkana atau aldehid alkanon atau keton, asam alkanoat atau asam karboksilat dan alkil alkanoat ester.
Pada percobaan ini pengujian dilakukan pada senyawa yang memiliki gugus fungsi hidroksil atau alkohol. Alkohol mempunyai sifat polar itulah sebabnya kelarutan alkohol di dalam air sangat tinggi ini semua disebabkan alkohol memiliki gugus –OH. Atau dapat pula dikatakan adanya gugus fungsi –OH pada alkohol menyebabkan kemampuan alkohol untuk membentuk ikatan hydrogen antar molekulnya. Ikatan hydrogen ini membuat titik didih alkohol menjadi lebih tinggi dibandingkan titik didih alkil halida padanannya.
Contohnya pada fenol karena adanya gugus –OH pada fenol sehingga ia dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul-molekul air, yang menyebabkan fenol bersifat polar sehingga berlaku prinsif like dissolvent like. Gugus fungsi hidroksil ini juga mempengaruhi kelarutan alkohol dengan air adanya gugus fungsi hidroksil membuat alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air. Ini disebabkan karena ikatan hydrogen terbentuk oleh molekul alkohol dan air itulah sebabnya etanol larut didalam air. Sedang butanol tidak dapat larut pada senyawa-senyawa yang mengandung gugus fungsi kelarutannya dalam air umunnya disebabkan karena gugus fungsi yang dimilikinya itu. Demikian juga dengan alkohol hanya gugus hidroksilnya yang bersifat hidrofil ( menyukai air ) sedangkan gugus alkilnya bersifat hidrofob ( tidak menyukai air ) semakin panjang gugus alkilnya maka sifat hidrofilnya akan semakin berkurang. Jika bagian hidrokarbonya cukup panjang maka sifat hidrofobnya mengalahkan sifat hidfofilnya. Percabangan meningkatkan kelarutan di dalam air meskipun 2-butanol tidak dapat larut tetapi t-butil alkohol dapat larut di dalam air. Ini disebabkan oleh lebih kompak dan kurang hidrofobnya gugus t-butil dibandingkan gugus n-butil.
Alkohol mirip air dalam hal ini bersikap sebagai suatu basa dan menerima sebuah proton ( menghasilkan suatu alkohol terprotonkan ). Alkohol juga dapat bersikap sebagai asam dan melepas sebuah protaon ( menghasilkan ion alkoksida ). Seperti air juga, alkohol juga merupakan asam atau basa yang sangat lemah. Itulah yang menyebabkan etanol, 2-butanol dan t-butil alkohol saat di larutkan air bersifat sedikit asam dengan pH = kurang lebih 6. alasan mengapa keasaman alkohol-alkohol tersebut rendah karena alkohol mempunyai tetapan dielektrik yang rendah. Karena mereka kurang mampu mendukung ion dalam larutan dari pada molekul air.
Fenol merupakan asam yang jauh ebih kuat dari pada alkohol. Hal ini disebabkan karena anion yang di hasilkan oleh fenol distabilkan oleh resonasi, dengan muatan negatifnya disebar ( delokalisasi ) oleh cicin aromatic.
Muatan negative dalam suatu ion aloksida tak dapa didelokalisasika. Oleh karena itu sebuah ion alkoksida relative lebih tinggi terhadap energi alkoholnya sehingga alkohol-alkohol tidak sekuat fenol dalam hal sifat asamnya. Hal ini di tunjukan dari hasil percobaan, dimana pH fenol bernilai 4, sebih asam di banding etanol,2-butanol dan t-butil alkohol. Fenol juga larut dalam air. Hal ini juga di sebabkan keberadaan gugus hidroksil –OH pada senyawa ini. Sehingga menyebabkan fenol mampu membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Esterifikasi merupakn proses pembentukan ester. Esterfikasi dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa alkohol dengan senyawa asam karboksilat dengan dikatalisis menggunakan suatu asam pekat.
Pada percobaan ini, esteri fikasi dilakukan dengan mereaksikan etanol 2-butanol, t-butil alkohol dan fenol dengan asam asetat glacial. Katalis yang di gunakan berupa asam sulfat pekat. Esterifikasi berlangsung dalam pemanasan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi. Karena, suhu dapat mempercepat laju reaksi.
Mekanisme yang dilakukan oleh asam sulfat pekat untuk mengkatalis reaksi esterikasi dengan melemahkan ikatan C-O pada alkohol. Untuk dapat mensintesis ester dari suatu alkohol, gugus hidroksil dari alkohol harus dilepas. Untuk melepas gugus hidroksil, ia haruslah menjadi suatu gugus pergi yang baik. Dalam suasana netral dan basa, gugus hidroksil merupakan suatu basa kuat, sehingga bukan gugus pergi yang baik. Namun, dalam suasana asam, gugus hidroksil (-OH ) pada senyawa alkoho akan diprotonkan.
Meskipun gugus hidroksi ( -OH ) merupakan suatu gugus pergi yang jelek, namun setelah diprotonkan, gugus hidroksil akan berubah menjadi ( OH2 ). OH2 merupakan suatu gugus pergi yang baik, Karena gugus ini akan di lepaskan sebagai air, suatu basa yang sangat lemah. Maka, suatu nukleofil yang berasal dari suatu asam karboksilat ( yang telah kehilangan ion H nya ) dapat menggantikan gugus pada alkohol. Sehingga, terbentuklah suatu ester.

XIII. Kesimpulan

1. Gugus hiroksil pada alkohol menyebabkan alkohol larut dalam air.
2. Fenol lebih asam dibandingkan dengan alkohol asiklik.
3. Untuk dapat disubstitusi, suatu alkohol harus direaksikan dalam suasana asam.
4. Percabangan meningkatkan kelarutan.
5. Struktur atom yang membulat, kompak lebih tidak lebih hidrifob dari pada struktur rantai yang lurus.


Daftar Pustaka

Anonim.2011.alkohol http://www.wikipedia.com diakses pada 060311 pukul 08:00
Fessenden&fessenden.1986.Kimia Organik I. Jakarta : Erlangga.
Keenan, Charels W. 1999 . Kimia Universitas . Jakarta : Erlangga.
M.r. zohra.2009. GUGUS FUNGSI http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0706728/materi_1.html diakses pada 060311 pukul 7:55

ANALISA UNSUR

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

I. NOMOR PERCOBAAN : IV
II. NAMA PERCOBAN : ANALISA UNSUR
III. TUJUAN PERCOBAAN :
Dapat mengidentifikasi kandungan unsur-undur dalam suatu senyawa
IV. DASAR TEORI :
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, dan reaksi dari sintesis senyawa organic. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti hidrogen mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen, dan belerang. Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan manusia juga sangat bergantung pada kimia anorganik, sebagai contoh, banyak enzim yang berdasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyawa organik maupun senyawa anorganik.
Perbedaan antara kimia organik dan kimia anorganik terletak kepada ada atau tidaknya ikatan karbon hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk senyawa anorganik sedangkan asam format termasuk dalam senyawa organik.
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Umumnya suatu reaksi kimia merupakan suau perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjadi senywa lain atau menjadi molekul lain.
Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom atom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru. Proses ini membutuhkan waktu yang sangat bergantung pada kondisi saat berlangsungnya reaksi. (Tim Kimia Organik. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. 2011)
Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba mengubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia)
Fisikawan Jerman Friedlich Wilhelm Georg Kohlrausch (1840- 1910) membanting tulang untuk mendapatkan data fisik yang akurat. Ia menyadari bahwa ia harus sangat hati-hati dalam menentukan hantaran listrik untuk mendapatkan data yang sangat akurat.
Ia membuat alat dari kuarsa (bukan gelas!) untuk mencegah kontaminasi dari alat gelas. Dengan mengalirkan nitrogen yang dimurnikan, ia berulang-ulang mendestilasi air. Hantaran air yang didapatkan sangat kecil, dari 1/100 sampai 1/1000 hantran air terdestilasi biasa. Dari nilai hantaran yang ia dapatkan, ia menghitung nilai hasil kali ion air yang nilainya sama dengan nilai hasil teori.
Menjebak karbon dioksida dan air juga merupakan prosedur yang sukar. Kontaminasi oleh karbon dioksida dan air dari udara merupakan sumber kesalahan juga.Kriteria kemurnian empiris yang lain adalah uji titik-leleh-campuran. Metoda ini didasarkan atas fakta berikut. Bila titik leleh campuran dua padatan dengan titik leleh yang sama ditentukan, titik lelehnya akan menurun bila dua senyawa itu tidak identik.Masalahnya waktu itu adalah bagaimana kimiawan dapat memperoleh sampel ya ng dapat dianalisis dengan benar dan tidak menunjukkan penurunan titik leleh. (http://k011tiumb.blogspot.com/2009/11/analisis-unsur.html)
Unsur adalah suatu zat yang sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Senyawa itu ialah suatu gabungan yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang bergabung secara kimia dengan perbandingan tertentu dalam setiap molekulnya. Senyawa itu dapat dituliskan dalam rumus kimia. Rumus kimia dari suatu senyawa dapat berupa rumus molekul dan rumus empiris.
Rumus molekul itu adalah suatu molekul yang ada dalam rumus kimia yang menyatakan suatu jenis serta jumlah atom yang dapat menyusun zat. Sedangkan Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan suatu perbandingan terkecil atau jumlah dari atom-atom pembentuk senyawa. Contohnya seperti n-heksana memiliki rumus yang molekulnya terdiri dari CH3CH2CH2CH2CH2CH3, yang menyatakan bahwa senyawa ini pasti punya struktur rantai lurus yang terdri dari masing-masing 6 atom karbon, dan 14 atom hidrogen. Dengan rumus molekul tersebut maka dapat disimpulkan bahwa formula kimia heksana adalah C6H14, sedangkan rumus empirisnya adalah C3H7 yang menunjukkan rasio C:H sebesar 3 : 7.(http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-unsur-senyawa-dan-campuran-dalam-kimia/)


 ALAT DAN BAHAN
• Beker gelas
• Erlenmeyer
• Krus porselin
• Kawat tembaga
• Pecahan porselen
• Corong
• Tabung reaksi
• Kertas saring
• Karbon tetra klorida
• Asam nitrat
• Asam klorida
• Perak nitrat 5-10%
• Natrium karbonat
• Bubuk seng
• Natrium hidroksida
• Glukosa (gula pasir)

 SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN
1. Asam nitrat
- Cair tidak berwarna, TF = -420
- pKa = 1,4 dalam air 93 % , Terionisasi menjadi nitrat
2. Nitrogen
- Gas tanpa warna - Bukan gas yang stabil
- Tidak berbau - Sulit bereaksi dengan senyawa lain
- Tidak terasa gasa diatomik - Zat nonlogam dengan elektronegatifitas
3. Sulfur
- Tidak berasa dan tidak berbau
- Berwarna kuning
- Bukan logam yang multivalen yang berlimpah
4. Iodium
- Mudah larut dalam kloroform
- Sedikit larut dalam air
- Padatan berkilaun berwarna hitam kebiru-biruan
5. Natrium Karbonat
- Berwarna putih
- Hidroskipis konduktor yang baik
- Bersifat basa
- Larut dalam alkohol dan etanol 
VIII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Jelaskan sifat fisik dan kimia Nitrogen, Sulfur dan Iodium ?
Jawab :
Nitrogen :
• Gas tanpa warna
• Tidak berbau
• Tidak berasa gas diatomik
• Bukan gas yang stabil
• Sulit bereaksi dengan senyawa lain
Sulfur :
• Tidak berasa dan tidak bau
• Warna kuning
• Bukan logam multivalen yang berlimpah
Iodium :
• Mudah larut dalam kloroform
• Sedikit larut dalam air
• Padatan berkilau berwarna hitam kebiru-biruan

2. Jelaskan ikatan kovalen dan contohnya ?
Jawab :
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terjadi antara unsur nonlogam
dan usur nonlogam dengan cara penggunaan elektron secara bersama-sama.
Contohnya : HCl, HBr, HI, dan lain-lain

3. Apa yang di maksud dengan unsur ?
Jawab :
Unsur adalah zat murni yang dapat di uraikan lagi melalui reaksi kimia.

4. Sebutkan contoh-contoh senyawa hidrokarbon ?
Jawab :
Flour (F), Klor (Cl), Brom (Br), Iodium (I), Astatin (At).


DATA HASIL PENGAMATAN
a. Uji Karbon
No Sample Pengamatan
1 Glukosa (+) berubah jadi hitam

b. Uji Iodium
No Sample Pengamatan
1 KI + CuSO4 .5H2O (+) Berwarna biru pada kertas saring



c. Uj i Nitrogen
No Sample Pengamatan
1 Filtrat+ NaOH+ FeSO4 + HCL +FeCl3 (+) terdapat nitrogen karena terbentuk endapan biru


d. Uji Sulfur
No Sample Pengamatan
1 Endapan + HCl (+) terdapat bintik – bintik hitam pada kertas saring




X. PERTANYAAN PASCAPRAKTEK
1. Jelaskan alasan kenapa pada gula ketika ditetesi asam sulfat pekat berubah menjadi warna hitam?
jawab:
*warna hitam yang terbentuk ini disebabkan oleh putusnya salah satu rantai karbon pada gula oleh H2S04 yang bersifat membakar
2. Warna biru pada analisa iodium dikarenakan?
jawab:
*Warna biru ini didapat dari salah satu penguji iodium yang mengandung logam transisi Cu dimana logam Cu ini memiliki warna yang sangat khas
3. Fungsi alat dan bahan!
jawab:
*beker gelas : tempat meletakkan larutan bahan-bahan
*erlenmeyer : tempat pengujian iodion dan sulfur
*krus porselen : tempat unik menghaluskan bahan
*kertas saring : untuk memisaghkan titrat dan endapan dan juga untuk
penutup erlenmeyer
*spatula : pengaduk bahan yang dicampurkan
*gula pasir : sampel
*bubuk seng : sebagai zat terlarut
*Na2C03 : sebagai zat terlarut
*NaOH : sebagai pelarut
*Aquades : sebagai pelarut
*KI : sampel



PEMBAHASAN
Pada percobaan IV dilakukan analisa unsur. Dalam kimia, pembahasan mengenai striuktur dan sifat bahan, baik berupa unsur-unsur maupun senyawanya terdapat pada kimia deskriptif. Kimia deskriptif merupakan jembatan yang penting antara kimia teori dan terapan.
Dalam kimia organik, unsur-unsur yang utama berupa karbon dan hidrogen. Selain itu,unsure penyusun senyawa organik dapat berupa oksigen, hidrogen, sulfur, fosfor maupun halogen. Di percobaan ini, analisa unsur yang dilakukan merupakan identifikasi secara kualitatif terhadap keberadaan unsure C (karbon),I (iodium), N (nitrogen), dan S (sulfur).
Analisa tersebut memanfaatkan cara-cara dan hasil dari perubahan kimia yang khas atau unik dari unsur senyawa yang bersangkutan. Misalnya, adanya unsur karbon ditandai dengan perubahan senyawa yang mengandung atom unsure karbon berubah menjadi hitam setelah ditetesi asam sulfat (H2SO4). Dalam percobaan ini,setelah gula dicairkan dengan pemanasan, terlihat warna berubah menjadi hitam. Disini pemutusan ikatan C-C dilakukan dengan melalui pemanasan.
Analisa iodium dilakukan dengan mereaksikan iodida dengan tembaga sulfat terhidrasi. Pencampuran kemudian dilakukan didalam tabung Erlenmeyer. Dibagian mulut Erlenmeyer ditutupi kertas saring yang sudah dibahasi dengan larutan amilum. Hasil percobaan menunjukan terbentuknya warna kebiru-biruan pada kertas saring tersebut. Analisa iodium ini memanfaatkan reaksi yang terjadi bila amilum ditetesi dengan iodium. Dalam analisa amilum, iodium digunakan sebagai pereaksi. Yang apabila positif mengandung amilum akan terbentuk warna biru. Dengan demikian, warna biru dihasilkan dari reaksi antara iodium dan amilum.
Dalam analisa nitrogen dan sulfur, terlebih dahulu dilakukan filtrasi terhadap sampel yang digunakan. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini berupa minyak goring.
Untuk analisa nitrogen,yang yang digunakan merupakan supernatantnya. Sedangkan bagian endapannya digunakan untuk analisa sulfur. Pada analisa nitrogen, supernatan dibagi dua. Dengan melakukan serangkaian prosedur yang telah ditentukan didapatkan hasil bahwa bagian yang pertama terdeteksi mengandung nitrogen. Sedangkan bagian kedua tidak teridentifikasi mengandung nitrogen. Hal ini mungkin disebabkan antara lain pembagian supernatant yang tidak sama rata. Sehingga membuat salah satu bagian lebih pekat oleh pereaksi. Sedang bagian lain tidak. Bagian yang tidak pekat tersebut menghasilkan analisa negative akan unsure nitrogen.
Pada analisa sulfur, endapan terlebih dahulu dicampur dengan asam klorida encer. Kemudian, mulut Erlenmeyer ditutup dengan kertas saring yang dibahasi dengan larutan PB-asetat, kemudian dikeringkan. Hasil yang didapat menunjukan sampel tidak mengandung sulfur.
Dari serangkaian prosedur tersebut, jelaslah bahwa analisa unsure merupakan suatu analisa kualitatif dimana,adanya suatu unsure didentifikasi melalui penginderaan. Jelas pula bahwa analisa ini mengandalkan perubahan-perubahan yang khas dari unsur ketika bereaksi dengan pereaksi tertentu. Dengan demikian,penting sekali untuk memilih reaksi yang dapat melakukan reaksi dengansampil dan menghasilkan perubahan khas yang mudah teramati. Selain,itu harus diperhatikan kondisi-kondisi reaksi. Jangan sampai salah dalam mengkondisikan reaksi dan menjalankan prosedurnya.
Bisa jadi identifikasi menunjukan negative akan keberadaan suatu unsur tertentu karena praktikan keliru dalam menggunakan preaksi keliru dalam mengkondisikan reaksi ataupun salah menerapkan prosedur percobaan.
Pereaksi yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari larutan amilium, tembaga sulfat terhidrasi, natrium karbonat, bubuk seng,natrium hidroksida, besi(II)sulfat, besi klorida, larutan timbal asetat dan atom klorida encer. Sampel yang digunakan berupa glukosa (dalam bentuk gula pasir), kalium iodide dan minyak goreng.
Percampuran zat dalam percobaan ini dilakukan di tabung reaksi dan ada juga yang dilakukan didalam labu Erlenmeyer. Pencampuran didalam labu Erlenmeyer sangat cocok terutama untuk mencampurkannya kita cukup menggoyang-goyangkan labu tanpa harus menggunakan pengaduk,sehingga dapat meminimalisir system yang sedang diamati dari kontaminasi zat-zat lain.
Dalam proses pemanasan,percobaan ini menggunakan bahan porselen yang dapat tahan dalam suhu yang tinggi. Pemanas yang digunakan dalam percobaan ini seharusnya pembakar Bunsen dan kaki tiga sebagai tempatnya. Namun,karena sesuatu hal,pemanasan dilakukan dengan menggunakan lilin. Hal ini sangat tidak efisien karena kalor dari pembakaran lilin lebih kecil dari pada yang berasal dari Bunsen yang berbahan spritus. Proses pemanasan ini memerlukan waktu yang sangat lama.
Kondisi percobaan yang sebenarnya dilakukan atau diterapkan oleh praktikan agak berbeda dengan yang semestinya. Hal ini lantaran keterbatasan peralatan yang ada.
Bila analisa unsure dapat dilakukan dengan benar, hal ini akan sangat bermanfaat. Karena,hasil analisa unsur ini dapat memberikan informasi mengenai sifat fisik dan kimia unsure & keberadaan unsur tersebut. Prosedur percobaannya juga sederhana,tidak menggunakan peralatan tau instrument canggih yang membutuhkan ahli khusus untuk menjalankannya. Analisa unsur ini juga sangat mungkin menuntun kita untuk menemukan unsure-unsur baru, mengingat masih banyaknya potensi-potensi sumber daya alam yang belum bermanfaatkan.
Analisa unsur juga dapat membuat kita mampu untuk memaksimalkan pemanfaatan unsur-unsur yang sudah atauvpun yang belum dikenal. Sehingga diharapakan dapat semakin meningkatkan taraf hidup manusia.


 KESIMPULAN
1. Keberadaan suatu unsur dapat dildentifikasi dengan memanfaatkan perubahan atau reaksi kimia.
2. Analisa unsur memanfaatkan perubahan kimia dimungkinkan karena unsur-unsur mengalami perubahan yang khas.
3. Analisa unsur tergolong analisa kualitatif.
4. Pengamatan harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar perubahan yang khas tersebut dapat teramati.
5. Percobaan menganalisa unsur harus dapat dilakukan dengan baik dan benar agar didapat data percobaan yang benar.












DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2008. Analisa Unsur.
Website : (http://k011tiumb.blogspot.com/2009/11/analisis-unsur.html)

Anonym. 2008. Kimia
Website : ( http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia)
Anonym. 2009. Pengertian Unsur Senyawa dan Campuran Dalam Kimia.
Website:(http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-unsur-senyawa-dan-campuran-dalam-kimia/)

KELARUTAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
I. NOMOR PERCOBAAAN : V
II. NAMA PERCOBAAN : KELARUTAN
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Membedakan palarut organic yang bersifat polar dan pelarut organic yang bersifat nonpolar.
2. Menentukan kelarutan suatu zat atau senyawa dalam berbagai pelarut organic.
IV. DASAR TEORI :
Adanya perbedaan elektronegatifitas di dalam ikatan kovalen akan menimbulkan perbedaan muatan parsial atom-atom penyusun molekul. Perbedaan ini menyebabkan senyawa mempunyai momen dipol-dipole dan senyawa bersifat polar. Senyawa yang bersifat polar akan lebih mudah larut dalam pelarut polar dan senyawa yang bersifat nonpolar lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar.
Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lai ntetapan dielektrik, dapat tidaknya membentuk ikatan hidrogen, panjang rantai atom karbon, memiripan struktur dan lainnya.
( Tim Kimia Organik.2011.Penuntun Prkatikum Kimia Organik I. Laboratorium Kimia Organik.Indralaya:UNSRI)
Kelarutanatau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatupelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh namun ada juga larutan tak jenuh serta larutan tepat jenuh.. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Pelarut umumnya merupakan suatucairan yang dapat berupa zat murni ataupuncampuran. Zatyang terlarut, dapat berupagas, cairan lain, ataupadat. Kelarutan bervariasi dari selalu larutseperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut"(insoluble) sering diterapkan padas enyaw a yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya adasangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.
Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain.
Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol. Jika pelarutnya bukan air, maka nama pelarutnya disebutkan. Misalnya larutan garam dalam alkohol disebut larutan garam dalam alkohol (alkohol disebutkan), tetapi larutan garam dalam air disebut larutan garam (air tidak disebutkan). Zat terlarut dapat berupa zat padat, gas atau cair. Zat padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam. Gas terlarut dalam air misalnya amonia, karbon dioksida, dan oksigen. Zat cair terlarut dalam air misalnya alkohol dan cuka. Umumnya komponen larutan yang jumlahnya lebih banyak disebut sebagai pelarut. Larutan 40 % alkohol dengan 60 % air disebut larutan alkohol. Larutan 60 % alkohol dengan 40 % air disebut larutan air dalam alkohol. Larutan 60 % gula dengan 40 % air disebut larutan gula karena dalam larutan itu air terlihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan (kristal) menjadi terlarut (menyerupai air).
( http://larutan.sifat .dasar.wikipedia._terjemahan.larutan.pdf.org.html.com )
Kita sangat sering melihat campuran di kehidupan sehari-hari, baik itu campuran homogen ataupun campuran heterogen. Campuran homogen merupakan campuran dimana semua bagian campuran memiliki susunan yang sama dan seragam. Campuran homogen disebut juga larutan Contoh campuran homogen adalah teh dan susu larutan teh dan susu merupakan contoh campuran homogen karena kita tidak bisa lagi membedakan komponen-komponen penyusun larutan tersebut, seperti bubuk susu, air,dan gula. Karena komponen-komponen dalam larutan ini sudah tercampur menjadi satu dan memiliki susunan komponen yang sama di semua bagian larutan.
Campuran heterogen merupakan campuran yang penyusunnya tidak seragam atau tidak sama.contoh campuran heterogen adalah campuran antara tanah dengan batu krikil: campuran antara tanah dan batu krikil merupakan contoh campuran heterogen karena kita masih dapat membedakan komponen-komponen penyusunnya. Seperti terlihat pada gambar kita masih dapat membedakan komponen penyusun campuran antara tanah dan batu krikil karena di semua bagian campuran tersebut tidak seragam sehingga kita bisa membedakannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan tekanan.
Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur (like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely immiscible).
Pengaruh Temperatur(Suhu) pada Kelarutan
Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi.
Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm. Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le Chatelier: 1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu yang lebih tinggi.
Pengaruh tekanan pada kelarutan
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Perubahan tekanan sebesar 500 atm hanya merubah kelarutan NaCl sekitar 2,3 % dan NH4Cl sekitar 5,1 %. Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH3 dalam air.
Pengaruh Jumlah zat terlarut dan pelarut pada kelarutan
Jika jumlah pelarut lebih banyak maka kelarutannya akan makin besar, sedangkan bila jumlah pelarut lebih sedikit maka kelarutan akan semakin kecil.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Misal : terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan menjadi tipe larutan sebagai berikut:
1. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2. Larutan, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut.
3. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat
Larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
4. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut
melebihi batas kelarutannya didalam air pada temperature tertentu. Zat pelarut
disebut juga solvent, sedangkan zat yang terlarut disebut solute. Solvent yang biasa
dipakai :
1. Air, untuk macam-macam garam.
2. Spirtus, misalnya untuk kamfer, iodium, menthol.
3. Gliserin, misalnya untuk tanin, zat samak, borax dan fenol.
4. Eter, misalnya untuk kamfer, fosfor dan sublimat.
5. Minyak, misalnya untuk kamfer dan menthol.
6. Parafin, liquidum, untuk cera, cetaceum, minyak-minyak, kamfer, menthol dan klorbutanol.
7. Eter minyak tanah, untuk minyak-minyak lemak.
(http://kelarutandila.blogspot.com/)
Efek suatu ion sekutu terhadap kelarutan. Dalam contoh di depan mengenai perhitungan hasil kali kelarutan, telah kita tinjau kasus garam-garam yang dilarutkan dalam air murni. Namun seringkali suatu lrutan mengandung sumber tambahan dari salah satu ion garam yang sukar larut itu. Pengaruh perubahan konsentrasi satu ion terhadap konsentrasi ion yang lai merupakan suatu contoh ion sekutu.
(Charles,donal,dkk.1979.Kimia Universitas.halm :7)
Analisa kualitatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat di gunakan untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisis yang dinamakan kualitatif karena hanya menentukan jenis ion yang ada dalam campuran. Anlisis tak sellu perlu menyatakan sumber senyawa yang menghasilkan ion atau banyknya (kualitas) ion.
Analisis kualitatif berlaku untuk anion dan kation. Seperangkat prosedur digunakan untuk melakukan analisis dinamakan bagan analisis kualitatif.
(Ralph petrucci dan suminar.1992.Kimia Dasar II. Halm : 352)


 ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 Rak dan tabung reaksi
 Spatula
 Gelas Beker
 Pipet Tetes
 Penangas Air
 Gelas Ukur
 Botol Semprot
 Timbangan Teknis
2. Bahan
 Benzene
 N-heksan
 Methanol
 Kloroform
 Etil Asetat
 Aquades
 Sukrosa ( sampel A )
 Naftalena ( sampel B )
 Asam Benzoate ( sampel C )


SIFAT FISIK DAN KIMIA
1. Asam Benzoat
- Merupakan asam lemah, tetapi lebih kuat dari asam asetat
- Bersifat mengawetkan
- Pada distilasi kering, campuran natrium benzoat dan NaOH padat dihasilkan benzena
- Pada distilasi kering , campuran natrium benzoat dan natrium formiat akan terbentuk benzaldehida
2. Air
- Zat cair menjadi komponen utama di dalam tubuh semua makhluk hidup yang memerlukan cairan
- Zat yang rumus kimia H2O terionisasi lemah menjadi ion hidrogen dan ion hidroksida
3. Benzene
- Merupakan zat cair tak berwarna dan mudah menguap dan dan beracun
- Benzena lebih mudah mengalami subtitusi daripada adisi
- Tidak terlalu reaktif tetapi mudah terbakar dalam banyak gejala
4. Kloroform
- Merupakan zat cair yang tidak berwarna, berbau sedap, dan bersifat membius
- Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan ester pada suhu menguap
5. Methanol
- Merupakan racun keras, dalam dosis sedikit menyebabkan kebutaan
- Merupakan senyawa kimia zat cair pada suhu kamar, tidak berwarna dan mudah menguap
6. Naftalena
- Tidak berwarna
- Berbau agak aneh, seperti kapur barus
VIII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Apa yang dimaksud dengan kelarutan ?
2. Jelaskan kaidah kelarutan suatu senyawa !
3. Apa yang dimaksud dengan pelarut polar dan pelarut non polar serta sebutkan masing-masing contohnya !
JAWABAN
1. Kelarutan merupakan jumlah maksi mum zat terlarut yang terlarut dalam pelarut tertentu hingga larutan tepat jenuh
2. Larutan polar akan larut dengan pelarut polar dan larutan non polar akan larut dalam pelarut non polar. Jadi larutan polar tidak larut dengan pelarut non polar dan juga sebaliknya (Prinsip Like Disolve Like).
3. Pelarut polar adalah pelarut yang dapat melarutkan senyawa polar yang di dalam molekulnya terdapat elektronegatif yang besar dan memiliki gugus –OH sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa polar. Contoh : NH3, H2O
Pelarut non polar adalag pelarut yang dapat melarutkan senyawa non polar yang di dalam ikatannya (molekul) terjadiperbedaan elektronegatif yang kecil dan tidak memiliki gugus –OH sehingga tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom lain. Contoh : CCl4

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengenai kelarutan kita dapat membedakan pelarut organik yang bersifat polar dan pelarut organik yang bersifat nonpolar. Selain itu, kita juga dapat melihat jenis – jenis larutan menurut kejenuhannya yaitu larutan jenuh, larutan tidak jenuh, serta larutan lewat jenuh. Dikatakan larutan tepat jenuh jika konsentrasi larutan sama dengan Ksp, dikatakan larutan belum jenuh jika konsentrasi larutan kurang dari Ksp, dan dikatakan larutan lewat jenuh jika konsentrasi larutran lebih besar dari Ksp.
Larutan jenuh merupakan larutan yang mengandung sejumlah zat terlarut yang larut dan melakukan kesetimbangan dengan zat terlarut padatnya. Larutanm tidak jenuh merupakan larutan larutan yang mengandung solute ( zat terlarut ) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Larutan lewat jenuh merupakan larutan yang mengandung lebih banyak solute ( zat terlarut 0 daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Dalam kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tetapan dielektrik suatu zat, ada atau tidaknya ikatan hidrogen dalam molekulnya, perbedaan dari keelegtronegatifan, panjang rantai karbon serta kemiripan dari struktur, suhu ata temperatur yang digunakan, maka akan semakin besar pula kelarutannya, begitu juga sebaliknya. Adapun didalam besar pula kelarutannya, digunakan sampel sukrosa, naftalena dan benzena.
Salah satu ciri penting dari pelarut di antaranya tetapan dieletrik. Tetapan dielektrik pelarut merupakan nisbah gaya yang bekerja antara dua muatan didalam ruang hampa dengan gaya yang bekerja pada dua muatan itu didalam pelarut. Tetapan ini menentukkan sampai sejauh mana tingkat kemampuan melarutkan pelarut itu. Pelarut – pelarut yang emiliki tetapan dieletrik rendah merupakan pelarut yang baik untuk zat – zat yang tak berkutub ( non polar ). Umumnya pelarut – pelarut zat berkutub ( polar ) dapat melarutkanb zat – zat berkutub dan pelarut – pelarut yang tak berkutub ( non polar ) dapat melarutkan zat – zat yang berkutub ( non polar 0.
Selain itu tetapan dielektrik, faktor ada tidaknya ikatan hidrogen juga sangat menentukkan. Kecenderungan pelarut membentuk ikatan hidrogen dengan membentuk sejumlah besar ikatan jidrogen yang menyebabkan tetapan dielektriknya yang sangat tinggi. Kecenderungan ini dapat kita lihat melalui hubungan antara tetapan dielektrik dan momen dwi kutub untuk sejunlah pelarut yang lebih lazim di gunakan. Simpangan terbesar di berikan oleh air karena besarnya kecenderungan air yang membentuk ikatan hidrogen.
Dari praktikum yang telah dilakukan pada umumnya senyawa yang termasuk pada golongan aromatis seperti benzene mempunyai sifat non polar. Sukrosa merupakan senyawa polar sehingga dapat larut dalam pelarut polar, misalnya iar. Pada percobaan ini fungsi pemanasan sebagai cara yang digunakan untuk melarutkan kristalnya. Air bersifat polar karena memiliki iukatan hidrogen yang baik antara molekul air maupun dengan molekul yang lain . Apabila antara pelarut polar dilarutkan dalam non polar, maka hasil yang di dapat dari pencampuran tersebut akan terbentuk dua lapisan yang terbagi atas lapisan atas ddan lapisan bawah.
Kelarutan juga bergantung pada jenis zat terlarut karena dilihat dari percobaan ada yang mudah larut, anmun banyak pula yang sedikit larut. Artinya kelarutan bergantung pada sifat solvent ( pelarut ). Kelarutan yang besar terjaid bila molekul – molekul dari zat terlarut ( solute ) memiliki kesamaan struktur dan sifat – sifat kelistrikan dari molekul – molekul pelarut ( solvent ). Jika keasaman itu ada, seperti momen dipol yang tinggi maka antara pelarut – pelarut, gaya tarik yang terjadi antara solute dan solvent kuat. Apabila tidak ada maka keasaman antara gaya tarik solute dan solvent lemah.

Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kelarutan yang pertama Sifat dari solute dan solventSolute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform. Yang kedua Cosolvensi, Cosolvensi merupakan peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit. Yang ke tiga Kelarutan,Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya Dapat larut dalam air, semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base,semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4. Tidak larut dalam air. Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3, semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2, semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.Yang ke empat Temperatur,Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.Yang kelima Salting Out,Salting Out merupakan Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. Yang keenam Salting In,Salting in merupakan adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.Yang ketujuh Pembentukan Kompleks,Pembentukan kompleks merupakan peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
Dalam percobaan ini analisa yang digunakan merupakan analisa kualitatif , dimana analisa ini berdasarkan pada pengamatan yang menggunakan panca indera yyang di tandai dengan perubahan warna, berbau. Pelarut organik merupakan senyawa yang mengandung gugu C, H, N, dan O. Larutan merupakan campuran homogen antara solute ( terlarut ) dan solvent ( pelarut ). Disini larut terbagi dua antara ;lain larutan homogen dan larutan heterogen. Dimana larutan homogen merupakan larutan yang tidak dapat dipisahkan lagi antara zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Sedangkan larutan heterogen merupakan larutan yang masih dapat dipisahkan lagi antara zat terlarut ( solute ) dan solvent ( zat pelarut ).


 PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1. Mengapa pemanasan terhadap pelarut organik tidak boleh menggunakan api langsung ?
Jawab : Karena jika pemanasan secara langusng dapat menyebabkan ledakan
sebab pelarut organik bersifat mudah menguap.
2. Apa perbedaan senyawa polar dan senyawa non polar ?
Jawab :
Senyawa yang bersifat polar bentuk molekulnya asimetris, dapat larutdalam pelarut air, bisa tertarik magnet, memiliki titik didih tinggi, adanya gaya elektrostatik, dan berwujud padat / cair sedangkan senyawa yang bersifat nono polar bentuk molekulnya simetris, tidak dapat larut dalam pelarut air, memiliki titik didih rendah.
3. Berdasarkan strukturnya, kelompokkan kepolaran pelarut yang digunakan ?
Jawab : Pelarut Polar : FeSO4, aquades
Pelarut Nonpolar : benzene, kloroform, n-heksan
4. Berdasarkan hasilnya percobaan, bagaimana sifat kepolaran sampel yang digunakan ?
Jawab :
Senyawa polar hanya dapat larut pada pelarut polar dan senyawa nonpolar hanya dapat larut pada pelarut non polar.
5. Berdasarkan struktur, kelompokkan kepolaran sampel yang digunakan ?
Jawab : Senyawa polar : Sukrosa
Senyawa Nonpolar : Benzene.
XII. KESIMPULAN
1. Faktor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya suhu, tekanan, konsentrasi, jumlah zat pelarut dan zat terlarut serta luas permukaan.
2. Kepolaran pelarut dapat dibedakan menjadi pelarut polar dan pelarut nonpolar.
3. Pemanasan dalam percobaan ini berfungsi untuk mempercepat suatu zat terlarut untuk dapat larut.
4. Kelarutan berkaitan dengan prinsip like disolve like.
5. Prinsip like disolve like prinsip dimana larutan polar akan melarutkan larutan yang polar, dan sebaliknya larutan yang nonpolar akan melarutkan larutan nonpolar.


DAFTAR PUSTAKA

Keenan charles, Kleinfelter donal, dkk.1999.Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga
Petrucci ralph dan Suminar.1992.Kimia Dasar II. Jakarta : Erlangga
Anonim.2011.Kelarutan.(http://kelarutandila.blogspot.com/)
Diakses pada tanggal 10 Mei 2011 pukul 20.00 WIB
Anonim.2011.Pengertian Kelarutan. http://larutan.sifat.dasar. wikipedia._terjemahan. larutan.pdf.org.html.com
Diakses pada tanggal 10 Mei 2011 pukul 21.00 WIB

PEMBUATAN N-BUTIL BROMIDA

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I


I . NOMOR PERCOBAAN : VII
II . NAMA PERCOBAAN : Pembuatan N-Butil Bromida
III. TUJUAN PERCOBAAAN :
1. Agar mahasiswa dapat mensintesa suatu senyawa organik
2. Mahasiswa dapat memahami reaksi substitusi nukleofilik dalam pembuatan n-butil bromida.

IV . DASAR TEORI
Senyawa alkil halida telah banyak digunakan dalam penelitian dan bidang industry sebagai senyawa antara untuk menghasilkan senyawa-senyawa lain yang bermanfaat. N- butyl bromide termasuk senyawa alkil bromide primer yang dapat dibuat dari alcohol primer, yaitu n-butil alcohol (butanol) dengan mereaksikannya dengan natrium bromide dengan bantuan asm sulfat pekat dengan reaksi sebagai berikut :

C4H5OH + NaBr + H2SO4 → C4H9Br + NaHSO4 + H2O

Butil bromide merupakan salah satu halogen alkana yang dikenal juga sebagai alkil halide. Nama lain dari butil bromide adalah bromo butane atau bias saja juga disebut dengan butil bromida. Rumus bangun dari butyl bromide adalah sebagai berikut :
CH3 – CH2 – CH2 - Br
Butyl bromide
n-butil bromide
Butil bromide mengandung seebuah bromo (Br) disalah satu gugusnya. Bromo adalah unsur kimia dalam tabel periodic unsure yang memiliki symbol Br dan nomor atom dalam gugus fungsi. Gugus alkilnya “butil” dan satu atom hydrogen telah digantikan dengan unsur Br. Butil bromida digunakan sebagai agen alkil yang dapat menghasilkan group atau kelompok alkil butyl yang membentuk ikatan-ikatan karbon dalam sintesis organik.
Butil bromide mempunyai warna kuning, biasanya dalam wujud cair, jika dilarutkan dalam air kelarutannya relative kecil, bersifat stabil dalam keadaan biasa. Butyl bromide akan teroksidasi dalam cahaya, larut dalam eter dan etanol.
N-butil bromide digunakan atau dimanfaatkan dalam sintesis karbon organic. N-butil bromide juga termasuk produk yang dihasilkan melalui aksi substitusi klasik nukleofilik yang dilakukan oleh banyak laboratorium. Agencinya harus berkisar antara 218 – 700 ribu pon yang akan stabil dibawah suhu normal dan didalam tekanan yang normal.
Hyosene n-butil bromide adalah salah satu contoh dari butyl bromide yang berguna dalam obat-obatan. Disamping itu ada juga valemat bromide yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri.
Nukleofilitas adalah ukuran kemampuan suatu pereaksi untuk menyebabkan nukleofil melakukan reaksi substitusi. Nukleofilitas relative dari sederet pereaksi ditentukan oleh laju relative

CH3CH2 – Br + OH- → CH2CH2 – OH + Br-

H2O ROH- Cl- OH- OR- I- C = N
(naiknya nukleofilitas)
Suatu daftar nukleofilitas relative tidak parallel searah eksat dengan daftar kuat basa. Namun, suatu basa kuat biasanya nukleofil yang lebih baik daripada cl- atau H2O.
Adapun factor – factor yang mempengaruhi nukleofilitas adalah karena beberapa alkil halide dapat menjalani reaksi substitusi dan eliminasi yang saling bersaingan. Pereduksi seperti OH dapat bertindak sebagai suatu nukleofil maupun sebagai suatu basa dalam suatu bejana reaksi.
Banyak senyawa organologam yang bersifat toksic atau beracun dan harus digunakan dengan hati-hati. Misalnya tetraklorida (CCl4) dan kloroform (CHCl3) yang dapat mengakibatkan kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Insectisida yang mengandung organologam seperti DDT digunakan secara meluas dalam pertanian. Namun , penggunaan itu merosot akhir-akhir ini dikarenakan efek yang merusak lingkungan. Dipihak lain , beberapa senyawa halogen tampaknya sangat aman dan beberapa digunakan sebagai pemati rasa hirupan. Contohnya , adalah halotana (CH3CHBrCl) dan metoksi flurana .
(Penuntun Belajar. Hal : 60-61)
Pembuatan n-butil bromide berdasarkan penelitian menggunakan SN2 dengan mengkonversi 1-butanol untuk bromide 1-bromo butane. Reaksi substitusi merupakan suatu reaksi dimana satu atom ion atau gugus disubstitusikan untuk menggantikan ion, atom atau gugus lain.

HO- + CH3CH - Br → CH3CH2 – OH + Br-
Ion hidroksida bromo etana etanol

Dalam reaksi substitusi alkil halide, halide itu disebut gugus pergi yang baik (leaving group). Suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatan-ikatannya dengan suatu atom karbon.
Spesiasi yang menyerang suatu alkil halide dalam suatu reaksi substitusi disebut nukleofil (nucleophile/ pencinta nucleus) sering dilambangkan dengan Nu. Dalam persamaan reaksi diatas , OH- dan CH3O- adalah nukleofil. Umumnya sebuah nukleofil adalah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat positif. Jadi , sebuah nukleofil ialah suatu basa lewis. Kebanyakan nukleofil adalah anion, namun beberapa molkul polar yang netral, seperti H2O, CH3OH, dan CH3CH2 dapat juga bertindak sebagai nukleofil.
Molekul netral seperti ini memiliki pasangan electron menyendiri yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan sigma. Substitusi oleh nukleofil disebut substitusi nukleofil atau pengganti nukleofil.
(Fessenden & Fessenden. Kimia Organik. Hal : 170)
Lawan dari nukleofil adalah elektrofil (pecinta electron) yang sering dilambangkan dengan ET. Suatu elektrofil adalah spesi apa saja yang tertarik ke puasat negative. Jaddi , suatu elektrofil adalah suatu asam lewis seperti H+ atau ZnCl2. Suatu asam lewis ini merupakan hasil pengembangan teori lewis dari teori asam basa. Arrhenius pada waktu yang hampir bersamaan dengan Bronsted dan Lowry (1923). Teori lewis memiliki kelebihan disbanding teori bronsted lowry yaitu teori tersebut memungkinkan penggolongan asam basa digunakan dalam rekasi-reaksi dimana baik H+ maupun OH- tidak ada. Dalam hal ini asam H+ adalah sebagai penerima pasangan electron .
(petrucci.kimia dasar II.hal : 203)
Pada kimia organic maupun anorganik, substitusi nukleofil adalah suatu kelompok dasar reaksi substitusi, dimana sebuah nukleofil yang kaya electron, secara selektif berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atau atom yang disebut gugus lepas.
Bentuk reaksi umum ini adalah :

Nu : + R-X → R-Nu + X

Dengan Nu menandakan nukleofil, yang menandakan pasanganelektron, serta R-X menandakan substrat dengan gugus pergi ke X. Pada reaksi tersebut, pasangan electron dari nukleofil menyerang substrat membentuk ikatan baru. Sementara gugus pergi melepaskan diri bersama dengan sepasang electron. Produk utamanya adalah R- Nu. Nukleofil dapat memiliki muatan listrik negative ataupun netral. Sedangkan substrat biasanya netral atau bermuatan positif. Contoh substitusi nukleofilik adalah hidrolisis alkil bromide (R - Br) pada kondisi basa, dimana nukleofilnya adalah OH- dan gugus perginya adalah Br-.

R – Br + OH- → R – OH + Br-

Reaksi substitusi nukleofilik sangat dijumpai pada kimia organic dan reaksi-reaksi ini dapat dikelompokkan sebagai reaksi reaksi yang terjadi pada karbon alifatik atau pada karbon aromatic atau karbon tak jenuh lainnya.
Sintesis biasanya terdiri dari penggabungan kepingan kecil dan sederhana menjadi molekul besar yang kompleks. Untuk membuat sebuah molekul yang mengandung banyak atom dari molekul-molekul yang mengandung atom lebih sedikit, dapat diketahui bagaimana membuat dan memecahkan ikatan kimia. Walau sintesis urea dari Wohler suatu kebetulan, sintesis akan lebih efektif dan terkendali jika dilakukan dengan cara-cara yang rasional, sehingga semua atom yang tersusun akan berhubungan satu sama lainnya dengan benar dan menghasilkan produk yang dihasilkan.
Ikatan kimia dibuat dan dipecahkan melalui reaksi-reaksi kimia. Dengan demikian kita dapat mempelajari bagaimana menyambung molekul-molekul secara spesifik, suatu pengetahuan dalam sintesis.
Pada saat ini senyawa organic yang telah disintesis dalam laboratorium dan industry kimia jauh lebih banyak daripada yang diisolasi (dipisahkan) dari alam tetumbuhan dan hewan. Ada beberapa alas an mengapa penting sekali sintesis molekul. Pertama , dapat mensintesis produk alam dilaboratorium dengan mudahvdan dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan pemisahan dari alam.
Alasan lain untuk sintesis adalah untuk menciptakan zat-zat baru yang mungkin memiliki sifat-sifat yang lebih berguna dibandingkan dengan hasil-hasil alami. Serat sintetik seperti nilon dan orlon yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang lebih berguna dan lebih baik dari serat alami seperti sutra, kapas dan sisal. Banyak senyawa dalam obat-obatan adalah sintetik (termasuk aspirin, eter, novocain, dan harbiturat).
Contoh dari reaksi substitusi nukleofilik yang terjadi pada gugus karbonil pada sebuah keton dan langsung melalui substitusi dengan senyawa hemiasetat yang tidak stabil. Pada kimia organic ataupun pada kimia anorganik, substitusi nukleofilik adalah suatu kelompok dasar reaksi substitusi.
Menurut kinetiknya reaksi nukleofilik dapat dikelompokkan menjadi reaksi SN1 dan reaksi SN2. Substitusi pada “ halogen alkana primer “ atau reaksi SN2. Nukleofilik adalah sebuah spesies (ion atau molekul) yang tertarik dengan kuat kesebuah daeraah yang bermuatan positif pada sesuatu yang lain.
Nukleofil dapat berupa ion-ion penuh atau memiliki muatan yang sangat negative pada suatu tempat dalam sebuah molekul. Nukleofil – nukleofil yang umum antara lain ion hidroksi, ion sianida, air dan amoniak. Perhatikan bahwa masing-masing nukleofil mengandung sekurang-kurangnya satu pasangan electron.
Pada alkil halide tersier tidak dapat bereaksi secara SN2, bagaimana produk substitusi itu, ternyata alkil halide tersier mengalami substitusi dengan suatu mekanisme yang disebut reaksi SN1 (substitusi nukleofilik unimolekular). Hasil eksperimen yang diperoleh dalam reaksi SN1 cukup berbeda dengan reaksi SN2 secara khas tanpa mengalami suatu stantiomer murni dari suatu alkil halide yang mengandung karbon C – X yang tidak mengalami reaksi SN1, maka diperoleh dalam reaksi SN2, juga disimpulkan bahwa pada reaksinya pengaruh konsentrasi SN2.
Mekanisme rekasi 1-butanol dengan hydrogen bromide berlangsung dengan pemindahan air oleh ion bromida dari bentuk protonasi alcohol (ion alkilosonium).
Florinasi nukleofilik menggunakan CSF atau flourida logam alkali sesuai pada waktu reaksi singkat dihadapan (bmim) (BF4) affording produk yang diinginkan tanpa produk sampingan. Substitusi nukleofilik seperti halogenations, acetoxylextoon natriliton dan nikoxylations dihadapan garam ionic menyediakan produk yang diinginkan dalam hasil yang baik.
Atom halogen (F, Cl, Br atau I) dapat diwakili oleh X. dengan menggunakan lambing umum, maka alkil halide ialah RX dan aril halide seperti bromo benzene (C6H5Br) ialah ARX. Ikatan sigma karbon halogen terbentuk oleh saling mendidihnya suatu orbital atom halogen dan suatu orbital halogen atom karbon. Tak dapat dipastikan mengenai ada tidaknya hibridisasi atom karbon. Dalam suatu halide organic, karena sebuah halogen hanya membentuk satu ikatan kovalen dank arena itu dapat sudut ikatan disekitar atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital halide yang sama tipenya untuk mengikat halogen maupun atom karbon lain.
Dalam reaksi kimia, struktur bagian alkil (dari) alkil halide berperan. Oleh karena itu peru dibedakan empat tipe alkil halide yaitu : metil , primer, sekunder, dan tersier. Suatu metil halide ialah suatu struktur dalam suatu hydrogen dari metana yang telah digantikan oleh sebuah halogen. Karbon ujung alkil halide ialah atom karbon yang terikat pada karbon ujung alkil halide primer (1.) (RCH2X) mempunyai satu gugus alkil terikat pada karbon ujung. Alkil halide primer (satu gugus alkil terdekat pada ujung)

CH3 → CH2Br
Bromoetana (etil bromida)

Suatu alkil halide sekunder (2.) (R2CHX) mempunyai dua gugus alkil yang terikat pada karbon ujung, dan suatu alkil halide tersier (3.) (R3CHX) mempunyai tiga gugus alkil yang terikat pada karbon ujung (perhatikan bahwa sebuah halogen yang terikat pada suatu sikloalkana haruslah sekunder atau tersier).
Karena dapat bereaksi lebih dari satu reaksi antara sebuah alkil halide dan sebuah nukleofil atau basa, maka reaksi substitusi dan reaksi eliminasi dikatakan sebagai reaksi bersaing. Reaksi bersaingan lazim dijumpai dalam kimia organic. Karena campuran produk kebanyakan persamaan organic tidak dilengkapi secara stokiometris.
Dalam SN2 alkil halide, metil halide menunjukkan laju tertinggi, diikuti oleh alkil halide primer, kemudian alkil halide sekunder. Alkil halide tersebut tidak bereaksi SN2.

3. RX 2. RX 1. RX CH3X
Naiknya laju reaksi SN2

Dengan bertmbahnya jumlah gugus alkil yang terikat pada karbon ujung (CH3X → 1. + 2. → 3.), keadaan transisinya bertambah berjejal dengan atom. Perhatikan contoh berikut dari reaksi alkil bromida dengan ion metoksida (CH3O-) sebagai nuklofil (CH3O- + RBr → CH3OR + Br-), yang ditunjukkan. Jejealan ruang dalam sturktur-struktur disebut rintangan sterik (steric hindrance). Bila gugus-gugus besar berjejalan dalam suatu ruang sempit, tolak-menolak antara gugus bertambah parah dank arena itu energy system tinggi. Dalam suatu reaksi SN2 energi suatu keadaan transisi yang berjejal lebih tinggi daripada energy keadaan transisi dengan rintangan sterik pindah. Karena inilah maka laju reaksi makin menurun dalam deret metil, primer, sekunder dan tersier.


ALAT DAN BAHAN

• Alat
Gelas beker
Spatula
Labu didih
Refraktometer
Gelas ukur
Corong pisah
Kondensor refluks
Seperangkat alat destilasi

• Bahan
n-butanol
H2SO4
NaBr/KBr
NaOH
Na2SO4 anhidrat


SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN

• Na2SO4 (anhidrat)
- Berwujud butiran Kristal putih
- Tidak berbau
- Tidak diserap oleh air
• H2SO4
- Tidak berwarna
- Asam kuat
- Uapnya beracun dan berbahaya
- Menimbulkan luka bakar
• NaOH
- Cairan berwarna kuning
- Tidak berbau
- Sangat reaktif
- Basa kuat yang pekat
• 2-butanol
- Mengalami substitusi menghasilkan alkil halide
- Titik beku -89,3 .C
- Titik didih 93,3 .C
• NaBr
- Berwujud padat
- Tidak terhidrolisis

 PERTANYAAN PRA PRAKTEK


1. Apa yang dimaksud dengan nukleofil dan elektrofil ?
2. Mengapa dalam percobaan ini harus menggunakan asam sulfat pekat ?
3. Bagaimana jika diganti dengan asam yang lain ?
4. Sebutkan penggunaan n-butil bromida dalam bidang industry ?
5. Jelaskan prinsip pemisahan dengan menggunakan corong pisah ?

Jawab :

1. Nukleofil adalah spesies atom, gugus atau ion yang menyerang suatu inti atau bagian yang bermuatan positif dari suatu molekul lain. Elektrofil adalah ion atau molekul yang bersifat menyerang daerah negative molekul lain.
2. Karena asam sulfat pekat merupakan katalis yang bias meningkatkan laju reaksi substitusi nukleofilik secara sempurna.
3. Bisa, asalkan anion yang dihasilkan lebih bersifat nukleofil.
4. Sebagai pelarut dan zat warna, katalisator, untuk memanaskan batu bara, untuk pembuatan pipa plastic, bahan bangunan.
5. Prinsipnya yaitu untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul.




No. Nama Zat Berat (gr) Volume (mL)
1. NaBr / KBr 6,8
2. n-butanol 4
3. n-butil bromida 5
4. H2SO4 pekat 0,75
5. Air 10


PERTANYAAN PASCAPRAKTEK

1. Jelaskan reaksi substitusi nukleofilik terjadi?
2.Apa persyaratan suatu gugus dikatakan nukleofil dan sebutkan contoh yang termasuk gugus nukleofil?
3. Bagaimana prinsip pemisahan secara destilasi?
4. Bagaimana perbedaan alkohol primer, sekunder, dan tersier?
Jawaban:
Reaksi substitusi nukleofilik terjadi apabila dalam suatu nukleofil. Pada reaksi ini suatu atom, ion, atau gugus dalam suatu molekul digantikan oleh nukleofil. Penggantian oleh nukleofil ini dimungkinkan karena nukleofil memiliki ketertarikan pada pusat positif, sehingga bila dalam suatu molekul senyawa terjadi polalisir ikatan yang menyebabkan suatu gugus pergi atau lepas; nukleofil menyerang atom dimana gugus pergi itu terikat (karena atom tersebut bermuatan parsial positif) dan menggantikan gugus yang pergi itu. Suatu nukleofil memiliki pasangan elektromn bebas yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan sigma. Reaksi substitusi nukleofil dapat berlangsung dalam dua tipe yaitu tipe SN1 dan SN2.

2.Persyaratan suatu gugus dikatakan nukleofil adalah gugus tersebut memiliki pasangan elektron bebas. Contohnya OH-, CN-, CH3-, dsb.

3.Prinsip kerja penyulingan atau distalasi didasarkan pada perbedaan titik didih dari dua zat cair yang bercampur, misalnya partikel satu mendidih, sedangkan yang lainnya tidak mendidih. Contoh pemisahannya air teh dimana campuran air dengan teh dapat dipisahkan dengan penyulingan karena air akan mendidih dan menguap, sedangkan tehnya tidak. Pemisahan campuran ini dengan cara penyulingan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan distalasi.
4. Perbedaan ketiganya terdapat pada gugus hidroksil yang terikat pada atom C pusat. Pada alkohol primer; gugus hidroksilnya terikat pada atom C primer. Pada alkohol sekunder; gugus hidroksilnya terikat pada atom C sekunder. Kemudian pada alkohol tersier; gugus hidroksilnya terikat pada atom C tersier pula.


PEMBAHASAN
Nukleofil merupakan suatu spesi yang tertarik pada suatu pusat positif. Suatu nukleofil memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan sigma. Oleh karenanya, suatu nukleofil umumnya merupakan suatu basa lewis. Pusat positif yang akan diserang oleh nukleofil disebut sebagai elektrofil. Elektrofil ini sendiri merupakan spesi apa saja yang tertarik ke atom pusat negatif. Suatu elektrofil merupakan suatu asam lewis. Reaksi substitusi merupakan suatu reaksi penggantian ion, atom, atau gugus dengan suatu atom, ion, atau gugus lainnya. Apabila gugus yang mensubsitusi tersebut merupakan suatu nukleofil maka substitusi ini disebut sebagai substitusi nukleofil.
Dalam pembuatan n-butil bromide pada percobaan kali ini, digunakan alat kondensor repluks. Repluks itu sendiri merupakan suatu cara mendidihkan cairan atau larutan dalam wadah labu dilatasi yang ditampung dengan alat pengembun sehingga cairan atau larutan didalam labu takar tersebut akan terus-menerus kembali ke wadahnya. Proses repluks ini meliputi proses pencairan dan penguapan ulang. Fungsi proses repluks ini ditujukan untuk mempercepat atau menyempurnakan reaksi yang sedang berlangsung.
Pada proses merepluks kita menggunakan batu didih. Batu didih yang dipakai berupa batu keramik (pecahan keramik) yang berukuran kecil saja. Penggunaan batu didih ini difungsikan untuk menyerap gas karbondioksida yang timbul, sehingga tekanan dalam labu didih saat proses repluks berlangsung dapat dipertahankan dan juga bisa mengurangi terjadinya ledakan karena tekanan uap yang besar. Tahap setelah proses merepluks selesai maka kita memulai tahap ekstraksi. Ekstraksi ini merupakan suatu proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kelarutan. Tujuan dilakukannya ekstraksi ini untuk memisahkan n-butil bromide yang didapatkan dengan air beserta hasil produk-produk lain yang terlarut dalam air itu. Massa jenis n-butil bromide lebih kecil daripada massa jenis air. Hal ini terlihat dalam corong pemisah dimana terlihat dua lapisan yang tercipta, n-butil bromide dan air. Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa larutan antara air dan n-butil bromide terdapat dalam fase yang berbeda. Bagian atas dari larutan tersebut merupakan n-butil bromide dan bagian bawahnya merupakan kandungan air beserta produk-produknya. Ketika proses ekstraksi berlangsung, sesekali tutup corong pisah diputar. Hal ini ditujukan agar kandungan gas atau uap yang dihasilkan dalam proses ini dapat terbuang.
Selesai melakukan ekstraksi, tahap selanjutnya yang kita lakukan merupakan pemisahan antara n-butil bromide dengan campuran lainnya yang tidak diinginkan. Alat yang digunakan merupakan corong pisah. Corong pisah ini sendiri bekerja dengan memanfaatkan pebedaan massa jenis larutan. Saat keran corong pisah diputar, maka larutan bagian bawah akan keluar dan sementara itu n-butil bromide nya akan tertahan dalam corong pisah. N-butil bromide yang didapatkan dapat kita ukur berapa banyak volumenya. Pengukurannya ini dapat dilakukan dengan menuangkan larutan n-butil bromide kedalam gelas ukur, gelas beaker, ataupun media gelas pengukuran lainnya.
Analisa merupakan suatu metode yang mengamati maupun mengkaji hipotesis-hipotesis yang telah kita perkirakan sebelumnya. Analisa terbagi atas dua macam, berupa analisa kuantitatif dan analisa kualitatif. Analisa kuantitatif merupakan analisa atau pengamatan berupa pengukuran-pengukuran ataupun perhitungan terhadap bobot senyawa atau larutan maupun volume larutan atau senyawa yang akan diamati. Analisa kuantitatif terbagi atas analisa kuantitatif gravimetri dan analisa kuantitatif volumetri. Analisa kuantitatif gravimetri ini merupakan analisa atau pengamatan terhadap bobot tetap atau bobot kering dari suatu senyawa setelah proses pemanasan atau penggeringan. Lalu analisa kuantitatif volumetri ini merupakan analisa atau pengamatan terhadap volume dari larutan yang dipakai dalam praktikum mengukur jumlah larutan yang digunakan. Contoh analisa kuantitatif volumetri digunakan pada titrasi asam basa volumetri. Analisa kualitatif merupakan suatu analisa atau pengamatan terhadap perubahan fisik dari larutan atau senyawa yang diujikan. Pengamatan dari perubahan fisiknya dapat berupa pengamatan terhadap warna, aroma, suhu, larut atau tidak larut, dan ada tidaknya endapan.
Analisa yang digunakan pada percobaan ini berupa analisa kuantitatif dan kualitatif. Analisa kuantutatifnya berupa pengukuran –pengukuran dari reagen yang akan digunakan pada pembuatan n-butil bromide dan akhir dari pengukuran hasil murni n-butil bromide itu sendiri. Kemudian analisa kualitatifnya terhadap pengamatan larut dan tidak larutnya n-butil bromide dengan air. Pada prakteknya jumlah produk yang dihasilkan tidak tepat sama dengan jumlah yang didapatkan dari hasil perhitungan stoikiometri atau secara teorintya. Kondisi-kondisi percobaan sangat menentukan hasil akhir yang didapat dalam sebuah poercobaan. Apakah suatu suhu yang diterapkan pada sistem telah sesuai atau belum. Ataupun ada tidaknya kehilangan kalor selam proses berlangsung. Apakah pengukuran jumlah reagen yang digunakan telah benar sesuai prosedur atau belum. Apakah instrument pengukurannya masih berfungsi atau tidak. Apakah praktikan tidak mengalami kesalahan dalam pembacaan skala pada alat pengukuran. Semua itu dapat menjadi penyebab reaksi tidak berlangsung denghan menghasilkan produk seratus persen sebagaimana yang telah diperkiran sebelumnya. Besar penyimpangan atau perbedaan jumlah produk yang dihasilkan dari praktik dengan jumlah yang diperkirakan dari perhitungan secara stoikiometri dapat diketahui dengan menghitung persentase rendemennya.
Reaksi endoterm dan eksoterm selalu terjadi dalam suatu percobaan. Adapun ciri-ciri dari reaksi endoterm berupa entalpi H-nya bernilai positif, suhu yang terasa normal sampai dingin karena pada reaksi ini terjadi penyerapan energi panas atau kalor, dan reaksi bekerja dari lingkungan menuju sistem. Kemudian kebalikan dari reaksi endoterm, maka reaksi eksoterm bercirikan entalpi H-nya bernilai negatif, suhu yang terasa panas karena pada reaksi ini terjadi pelepasan panas atau kalor, dan reaksinya bekerja dari sistem menuju lingkungan. Pada percobaan ini berlangsung reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksotermnya terlihat pada saat merepluks maka suhu luar yang terasa panas; timbul uap atau embun dari pereplukskan. Lalu reaksi endotermnya terlihat saat pendinginan larutan yang akan diujikan diletakan dalam wadah yang berisi bongkahan es batu dan suhu luar yang terasa pun dingin.
Pada hasil akhir dari perepluks-an kemudian diekstraksi maka akan terlihat gejala kelarutan. Kelarutan itu merupakan jumlah maksimal suatu zat atau senyawa dapat terdispersi dalam larutan pendispersi. Larutan pendispersi kita kenal juga sebagai pelarut yang berguna melarutkan suatu zat atu senyawa, sedangkan larutan terdispersi kita kenal juga sebagai larutan yang terlarut atau yang akan dilarutkan dalam suatu pelarut atau pendispersi. Banyaknya zat atau senyawa yang akan ditambahkan pada suatu larutan dinamakan konsentrasi. Umumnya untuk mendapatkan sebuah larutan yang baik, maka jumlah atau volume dari pelarut harus lebih besar dari zat yang akan dilarutkan. Larutan terbagi atas larutan jenuh, belum jenuh, dan lewat jenuh. Faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat atau senyawa diantaranya faktor temperatur atau suhu, tekanan, efek ion senama, ukuran wadah, maupun kemurnian pelarut tersebut. Biasanya semakin tinggi suhu yang diberikan untuk melarutkan suatu zat terlarut maka akan semakin mudah dan mempercepat proses kelarutan dari zat yang akan dilarutkan. Air merupakan pelarut universal dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Selain air sebagai ion zwitter, murah dan mudah didapat, keseterdiaan air di muka bumi ini banyak pula.

KESIMPULAN
Sintesis n-butil bromide termasuk dalam reaksi substitusi.
Asam sulfat berperan sebagai katalis dalam percobaan pembuatan n-butil bromide ini.
Prinsip kerja corong pisah memisahkan campuran berdasarkan perbedaan massa jenis dari larutan.
Massa jenis larutan yang lebih kecil terletak diatas larutan dengan massa jenis yang besar.
Terlihat pada percobaan larutan n-butil bromide terletak diatas dan larutan air beserta produk-produk yang terlarut terletak pada bagian bawah dari corong pemisah.
Analisa kuantitatif yang digunakan berupa pengukuran terhadap volume n-butil bromide yang didapatkan dan analisa kualitatifnya berupa pengamatan terhasdap perbedaan kelarutan dari n-butil bromide dan air.
Reaksi yang berlangsung saat merepluks berupa reaksi eksoterm.


DAFTAR PUSTAKA


Fessenden & Fessenden. 1982. Kimia Organik I. Jakarta : Erlangga.
Lestari, Sri.2003. Penuntun Belajar. Bandung : Kawan Pustaka.
Petruci, Ralph H. 1999. Kimia Dasar II. Jakarta : Erlangga.